Sabtu, 26 Februari 2011

101 Bahaya Pandang Memandang

Allah SWT berfirman yang bermaksud :
"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan mereka karena yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman, hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka dan memelihara kemaluan mereka dan jangan memperlihatkan perhiasan mereka." (An Nur : 30-31)
Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud
"Pandangan mata itu panah yang beracun dari panah-panah iblis. Oleh karena itu barang siapa yang meninggalkan pandangan karena takut dari siksa Allah serta iman, maka ia akan memperoleh kemanisan iman dalam hatinya."
Berkata Nabi Isa a.s.
"Takutlah kamu sekalian pada pandangan karena sesungguhnya ia dapat menumbuhkan syahwat di dalam hati dan dapat menimbulkan fitnah (godaan) karena pandangan itu."
Nabi Sulaiman a.s berkata kepada puteranya:
"Hai anakku! Berjalanlah di belakang harimau dan ular-ular besar yang berwama hitam dan janganlah kamu berjalan di belakang seorang perempuan."

Pilih Pacaran atau…..Ta’aruf?

Jaman sekarang gampang banget ketemu sama orang yang lagi pacaran. Di jalan, mal, kampus, di mana-mana. Apalagi sekarang kan ada acara TV yang nyomblang-in orang sampai ke pengeksposean pernyataan cinta segala.
Sebetulnya apa sih pacaran itu? Biasanya kalau ada cowok dan cewek saling suka, salah satunya nyatain dan yang lainnya terima, itu berarti udah pacaran. Buat sebagian orang pacaran itu isinya jalan berdua, makan, nonton, curhat-curhatan. Pokoknya just for fun lah! Ada juga orang-orang tujuannya untuk lebih mengenal sebelumpernikahan.
Sebagai umat Islam kita perlu lho mengkritisi apakah “praktek pacaran” yang banyak dilakukan orang ini sesuai atau tidak dengan aturan-aturan dalam Islam.
Pertama, orang kalo lagi pacaran maunya berdua terus. Ah yang bener, iya apa iya. Beberapa hari enggak ditelpon udah resah, seharian enggak di sms udah kangen. Begitu ketemu pengen memandang wajahnya terus, wah pokoknya dunia serasa berbunga-bunga. Apalagi kalau pakai acara mojok berdua, di tempat sepi mesra-mesraan. Waduh, hati-hati deh, soalnya Rasulullah SAW bersabda, ” Tiada bersepi-sepian seorang lelaki dan perempuan, melainkan syetan merupakan orang ketiga diantara mereka.”
Kedua, kalau lagi pacaran rasanya seperti dimabuk cinta. Lupa yang lainnya. Dunia serasa milik berdua yang lainnya ngontrak. Hati-hati juga nih, nanti kita bisa lupa sama tujuan Allah menciptakan kita (manusia). FirmanNya, ” Dan tidak Kuciptakan jin dan manusia, kecuali untuk beribadah kepadaKu.” (QS 51:56)
Ketiga, bukan rahasia lagi kalau di jaman serba permisif ini seks udah jadi bumbu penyedap dalam pacaran (Majalah Hai edisi 4-10 Maret 2002). Majalah Kosmopolitan juga mengadakan riset di lima universitas terbesar di Jakarta, dan ternyata dari yang mengaku pernah melakukan aktivitas seksual, sebanyak 67,1% pertama kali melakukan dengan pacarnya.
Memang banyak orang pacaran awalnya enggak menjurus ke sana. Tapi gara-gara sering berdua, ada kesempatan, dan diem-diem syetan udah ngerubung, yah terjadilah. Pertama pegang tangan, terus rangkul pundak, terus cium pipi, terus…..terus…..wah bisa kebablasan deh. Jangan salah lho, agama kita melindungi kita dengan melarang melakukan perbuatan-perbuatan itu. FirmanNya, “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu pekerjaan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS 15:32) Ternyata Al Quran udah melakukan tindakan preventif dengan melarang mendekatinya, bukan melarang melakukannya. Rasulullah SAW juga bersabda, “Seandainya kamu ditusuk dengan jarum besi, maka itu lebih baik bagimu daripada menyentuh perempuan yang tidak halal bagimu.” Jadi pegang-pegangan tangan juga mesti dihindari tuh.
Keempat, ternyata pacaran bukan jaminan akan berlanjut ke jenjang perkawinan. Banyak orang di sekitar kita yang sudah bertahun-tahun pacaran ternyata kandas di tengah jalan. Pacaran pun tidak menjadikan kita tahu segalanya tentang si dia. Banyak yang sikapnya berubah setelah menikah.
Kalaulah kini kita tahu praktek pacaran nggak menjadi suatu jaminan bahkan banyak melanggar aturan Allah dan tidak mendapat ridhoNya, masihkah kita yang mengaku hambaNya, yang menginginkan surgaNya, yang takut akan nerakaNya, masih melakukannya? Tapi kalau bukan dengan pacaran, gimana caranya ketemu jodoh? Jaman sekarang kan kita enggak bisa gampang percaya sama orang, jadi perlu ada penjajagan. Islam punya solusi yang mantap dan OK dalam memilih jodoh. Istilahnya ngetop dengan nama Ta’aruf, artinya perkenalan.
Pertama, ta’aruf itu sebenarnya hanya untuk penjajagan sebelum menikah. Jadi kalau salah satu atau keduanya nggak merasa sreg bisa menyudahi ta’arufnya. Ini lebih baik daripada orang yang pacaran lalu putus. Biasanya orang yang pacaran hatinya sudah bertaut sehingga kalau tidak cocok sulit putus dan terasa menyakitkan. Tapi ta’aruf, yang Insya Allah niatnya untuk menikah Lillahi Ta’ala, kalau tidak cocok bertawakal saja, mungkin memang bukan jodoh. Tidak ada pihak yang dirugikan maupun merugikan.
Kedua, ta’aruf itu lebih fair. Masa penjajakan diisi dengan saling tukar informasi mengenai diri masing-masing baik kebaikan maupun keburukannya. Bahkan kalau kita tidurnya sering ngorok, misalnya, sebaiknya diberitahukan kepada calon kita agar tidak menimbukan kekecewaan di kemudian hari. Begitu pula dengan kekurangan-kekurangan lainnya, seperti mengidap penyakit tertentu, enggak bisa masak, atau yang lainnya. Informasi bukan cuma dari si calon langsung, tapi juga dari orang-orang yang mengenalnya (sahabat, guru ngaji, orang tua si calon). Jadi si calon enggak bisa ngaku-ngaku dirinya baik. Ini berbeda dengan orang pacaran yang biasanya semu dan penuh kepura-puraan. Yang perempuan akan dandan habis-habisan dan malu-malu (sampai makan pun jadi sedikit gara-gara takut dibilang rakus). Yang laki-laki biarpun lagi bokek tetap berlagak kaya traktir ini itu (padahal dapet duit dari minjem temen atau hasil ngerengek ke ortu tuh).
Ketiga, dengan ta’aruf kita bisa berusaha mengenal calon dan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Hal ini bisa terjadi karena kedua belah pihak telah siap menikah dan siap membuka diri baik kelebihan maupun kekurangan. Ini kan penghematan waktu yang besar. Coba bandingkan dengan orang pacaran yang sudah lama pacarannya sering tetap merasa belum bisa mengenal pasangannya. Bukankah sia-sia belaka?
Keempat, melalui ta’aruf kita boleh mengajukan kriteria calon yang kita inginkan. Kalau ada hal-hal yang cocok Alhamdulillah tapi kalau ada yang kurang sreg bisa dipertimbangan dengan memakai hati dan pikiran yang sehat. Keputusan akhir pun tetap berdasarkan dialog dengan Allah melalui sholat istikharah. Berbeda dengan orang yang mabuk cinta dan pacaran. Kadang hal buruk pada pacarnya, misalnya pacarnya suka memukul, suka mabuk, tapi tetap bisa menerima padahal hati kecilnya tidak menyukainya. Tapi karena cinta (atau sebenarnya nafsu) terpaksa menerimanya.
Kelima, kalau memang ada kecocokan, biasanya jangka waktu ta’aruf ke khitbah (lamaran) dan ke akad nikah tidak terlalu lama. Ini bisa menghindarkan kita dari berbagai macam zina termasuk zina hati. Selain itu tidak ada perasaan “digantung” pada pihak perempuan. Karena semuanya sudah jelas tujuannya adalah untuk memenuhi sunah Rasulullah yaitu menikah.
Keenam, dalam ta’aruf tetap dijaga adab berhubungan antara laki-laki dan perempuan. Biasanya ada pihak ketiga yang memperkenalkan. Jadi kemungkinan berkhalwat (berdua-duaan) kecil yang artinya kita terhindar dari zina.
Nah ternyata ta’aruf banyak kelebihannya dibanding pacaran dan Insya Allah diridhoi Allah. Jadi, sahabat……..kita mau mencari kebahagian dunia akhirat dan menggapai ridhoNya atau mencari kesulitan, mencoba-coba melanggar dan mendapat murkaNya? * * * 6

puisi>>>bahaya pacaran>>>

Aku tak tahu……………… apa
yang terpikir dalam benak sahabat-sahabtku, sehingga dia berani
mendekati zina (pacaran), padahal Allah swt jelas-jelas melarang mendekati zina! katanya
sich! Dia pacaran untuk menjaga
jodohnya!!!!! Benar gak yach?
Kalau menurut aku sich.
Alasan itu gak ada
benarnya. Pacaran hanya nambah dosa aja. Belum lagi waktu, pikiran, Tenaga
bahkan nyawanya terbuang gara-gara cinta yang salah. Setengah mati dia pikirkan si Do’i,
padahal belum tentu dia juga mikirin kita. Berbeda dengan Allah, kalau kita ingat
Allah, niscaya Allah tak akan lupa dengan kita.

Aku heran.................... sebenarnya apa sich
kurangnya Allah, padahal Allah telah memberi nafas, telah memberi kehidupan
bahkan dia yang memberi kita cinta! Lalu kenapa kita menempakan manusia di peringkat pertama dalam cinta kita? Ingat Allah itu maha pencemburu,
Allah tak ingin diduakan.

Aku sering bertanya ................................ mengapa
dalam sholat kita sering mengingat sesuatu selain Allah? Padahal Allah hanya
meminta beberapa menit saja dalam shlat kita untuk mengingatnya, tapi malah
yang lain yang kita pikirkan, bagaimana Allah tidak cemburu ? mungkin kita
masih terlalu cinta dunia?

Wahai saudaraku................... jika kamu ingin
mencintai seseorang, belajarlah kamu mencitai Allah terlebih dahulu. Kemudian
cintailah seseorang karena-Nya.

Tau gak sich loch....................... ternyata pacaran
membawa kecelakaan!. Suatu peristiwa pernah terjadi. Seorang mahasiswa lulusan
tehnik kimia dari universitas yang ternama di jogjakarta, hanya menjadi supir
trek!. Bayangkan,
masa lulusan tehnik kimia, hanya jadi supir trek. Pasti ada suatu kesalahan. Kemudian
sang pemuda ini berkonsultasi pada seorang ustad ”ustad, mengapa saya jadi begini
?” kemudian ustad itu berkata ”ada 10 dosa besar yang menyebkan orang tidak
akan mendapatkan kebaikan, salah satunya adalah zina,” ”antum pernah berrzina kan?” tanya ustad itu, ”tidak
ustad, ana gak pernah berzina, tapi kalo mendekati sich pernah” ustad tersenyum
dan berkata ”itu sich sama aja!” lanjut cerita, ternya pemuda itu, pernah
pacaran, pegangan tangan bahkan pelukan pernah dia lakukan, naudzu billah.......
dan perbuatan itu benci oleh Allah. Maukah anda menukar masa depan
anda dengan kenikmatan yang sesaat? Bukti lain bahwa pacaran membawa sengsara adalah
banyaknya artis yang cerai, rumah tangganya tidak bahagia, tidak membawa
berkah. Apa penyebanya? Penyebanya adalah karena merka pacaran!bahkan banyak
selebriti yang hamil di luar nikah. Dan buktinya umur pernikahnnya hanya seumur
jagung. Ini karena Allah tidak Ridho. Dan satu-satunya jalan adalah bertaubat. Bertobatlah
sebelum terlambat. Jangan biarkan kenikmatan yang sesaat ini membawa kita
kepada kesengasaraan yang tiada akhir lol! 

Pacaran, Model Zina Zaman Sekarang

Buat kawan blog dan pembaca setia blog saya, kali ini saya akan mengangkat fenomena yang sering terjadi disekitar kita dan terkadang kita seakan-akan tidak tahu atau merasa acuh tak acuh atau pura-pura tidak tahu. Hal ini sudah menjadi tontonan biasa buat kita semua, tapi hanya sebagian kecil saja yang memperhatikan hal tersebut.
I. LANDASAN AGAMA
Pergaulan yang semakin bebas membuat orang mudah dan leluasa mengenal antara satu dan lainnya. Hal tersebut sudah menjadi rahasia umum yang tak bisa kita pungkiri lagi, sehingga tak heran jika banyak sekali anak-anak remaja “jaman sekarang” sudah berani menampakan dirinya didepan umum bergandengan tangan bersama kekasihnya, para remaja putri tebar pesona didepan umum dengan lekuk tubuh seksinya, hubungan dengan lawan jenis yang berlebihan membuat nama zina menjadi hal biasa di kehidupan kita sehari-hari. Tentunya hal ini tidak dianjurkan dalam islam, jangankan melakukannya mendekatinya saja sudah dilarang oleh islam. Perbuatan zina merupakan sebuah perbuatan yang keji, yang dapat mendatangkan kemudharatan bukan hanya kepada pelakunya, namun juga kepada orang lain.
Banyak sekali dalil-dalil baik dari Al Quran maupun hadist yang melarang perbuatan zina ini. Dalil-dalil yang berisi larangan untuk melakukan perbuatan zina diantaranya adalah:
Beberapa dalil di dalam Al-qur’an menyebutkan bahwa:
Didalam surat An-Nur ayat 2-3 bahwasanya “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman. Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas oran-orang yang mukmin,” (an-Nuur: 2-3).
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk,” (al-Israa’: 32)
“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina,” (al-Furqaan: 68-69).
“Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tiada akan menyekutukan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” (al-Mumtahanah: 12).
Selain dari dalil Al-Qur’an diatas, terdapat juga Hadist Rasulullah SAW yang menjelaskan akan hal tersebut:
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Tiga jenis orang yang Allah tidak mengajak berbicara pada hari kiamat, tidak mensucikan mereka, tidak melihat kepada mereka, dan bagi mereka adzab yang pedih: Orang yang berzina, penguasa yang pendusta, dan orang miskin yang sombong,” (HR Muslim [107]).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, bahwasanya Rauslullah saw. bersabda, “Tidaklah berzina seorang pezina saat berzina sedang ia dalam keadaan mukmin,”
Masih diriwayatkan darinya dari Nabi saw. beliau bersabda, “Jika seorang hamba berzina maka keluarlah darinya keimanan dan jadilah ia seperti awan mendung. Jika ia meninggalkan zina maka kembalilah keimanan itu kepadanya,” (Shahih, HR Abu Dawud [4690]).
Diriwayatkan dari al-Miqdad bin al-Aswad r.a, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda kepada para sahabatnya, “Bagaimana pandangan kalian tentang zina?” Mereka berkata, “Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkannya maka ia haram sampai hari kiamat.” Beliau bersabda, “Sekiranya seorang laki-laki berzina dengan sepuluh orang wanita itu lebih ringan daripada ia berzina dengan isteri tetangganya,” (Shahih, HR Bukhari dalam Adabul Mufrad [103]).

II. FAKTA YANG TERJADI
Ketika fitnah syahwat kian tak terkendali, ketika seks pranikah semakin merajalela, terutama yang dilakukan oleh kaum muda yang masih duduk di bangku-bangku sekolah, mulai dari anak-anak SD, SMP, SMA sampai perhuruan tinggi melakukan hal tersebut. Seperti saya katakan diatas tadi bahwa hal ini sudah menjadi rahasia umum dan sudah menjadi hal biasa yang menjadi tontonan kita dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam sebuah artikel menjelaskan bahwa pergaulan bebas adalah salah satu kelakuan dari kenakalan anak remaja. Dimana perilaku tersebut disebabkan oleh 2 faktor dasar yakni faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal yakni disebabkan oleh diri remaja itu sendiri karena terjadinya krisis identitas yaitu perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi.Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua. Selain itu juga adanya kontrol diri yang lemah mengakibatkan remaja tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
Faktor eksternalpun tak kalah mendukung yang mengakibatkan hal tersebut terjadi bahwasanya keluarga adalah orang-orang yang pertama yang paling berpengaruh karena disinilah si anak tumbuh dan berkembang. Banyak sekali kasus-kasus dalam keluarga sehingga anak lebih nyaman mencari kehidupan diluar dibandingkan didalam rumahnya bersama keluarganya. Mulai dari kasus perceraian orang tua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja. Selain itu juga teman sebaya yang tidak baik sangat berpengaruh sapai ia memasuki ranah yang lebih besar lagi yaitu komunitas atau lingkungan yang kurang baik untuk perkembangannya. Dari beberapa hal tersebut tak heran bukan kalau banyak sekali kita lihat anak-anak remaja yang “nakal”.

III. KAJIAN PSIKOLOGI
Dari kasus-kasus diatas mulai dari zina yang bertebaran dimana-mana yang dilakukan oleh anak-anak remaja tentunya dan didukung oleh sikap dan tingkah laku keluarga, teman sebaya dan lingkungan sekitar. Menurut pandangan psikoanalisa salah satu penyusun psikis manusia yang dinyatakan oleh Sigmund Freud bahwa id bersifat unconscius yang mempunyai prinsip kesenangan belaka, lebih mengutamakan materi, hawa nafsu (duniawi) dan tidak peduli baik atau buruk yang terpenting memuaskan.
Ketika manusia akhil baligh yang di tandai dengan menstruasi bagi perempuan dan mimpi basah bagi laki-laki, di saat itu hormon seks mulai bekerja, maka naluri sekspun muncul. Didalam unsur id terdapat syahwat terhadap lawan jenis yang akan memberikan dorongan yang kuat untuk melakukan seks dengan lawan jenis, ketika superego (norma baik dalam diri) lemah maka ego akan merealisasikan keinginan id, jika hal tersebut di lakukan terhadap suami istri tentu tidak ada masalah, namun jika di lakukan dengan bukan mahramnya atau dengan orang yang tidak pantas melakukan seks dengan orang lain, hal inilah yang disebut zina. Masa sekarang ini seolah-olah ada pembenaran bahwa berpacaran berarti boleh melakukan seks, menurut allah SWT, pacaran atau tidak hukumnya adalah haram dan hal itu di sebut zina.
Terlepas dari zina sughra atau kubra, pandangan psikologis dari ayat allah tersebut bersifat umum. pandangan psikologisnya, manusia yang beragama tentu percaya tuhan beserta hukumnya, sejak kecil sudah ada penanaman nilai yang buruk terhadap perbuatan zina. Artinya semua hal tersebut masuk kedalam alam bawah sadar dan tersimpan secara laten, makna laten adalah hal tersebut dapat muncul apabila ada pemicunya. jauh di alam bawah sadar kita mengakui bahwa nilai yang di tanam dalam alam bawah sadar adalah benar namun ketika godaan muncul, timbul dorongan seks maka hal pertama yang muncul adalah konflik dalam diri, seperti setan dan malaikat, beradu siapa yang dominan dalam diri. Konflik ini pun sudah mempengaruhi psikis kita dengan menjadikan kita salah tingkah, konsentrasi mudah buyar, berbicara kadang-kadang tidak jelas, sering mencari alasan tidak wajar bila di tanya tentang perasaan, dan lain sebagainya. Kemudian bila konflik di menangkan oleh id maka terjadilah zina yang sering terjadi di tempat yang tidak layak.
Ketika kita melakukan zina maka tanpa kita sadari ribuan syaraf bencampur aduk tidak jelas, mata melirik kanan kiri melihat situasi apakah ada yang melihat, tangan sibuk menggerayangi sementara pikiran beradu dengan norma yang baik dalam diri. Percampuran tersebut membentuk suatu psikis baru seperti pembohong untuk menutupi malu, keadaan diri yang mudah tersinggung dan lain sebagainya.
Penelitian baru-baru ini mengatakan bahwa manusia lebih mementingkan kehangatan hubungan, kasih sayang, sahabat bicara yang bijaksana, sahabat yang selalu memberikan saran. intinya manusia lebih membutuhkan kebutuhan rohani dari sekedar seks belaka.    Penelitian terbaru juga mengatakan bahwa seks memiliki manfaat yang sangat besar bagi kesehatan, penelitian ini juga benar, karena terdapat banyak fakta yang membuktikan seperti mambuat awet muda, membuat jantung sehat. contoh, jika saat dulu seorang wanita memiliki jerawat yang banyak namun saat menikah dan melakukan seks jerawatnya hilang . Mari kita simak, seks yang di ungkapkan oleh peneliti tersebut jika dilakukan dengan perasaan yang nyaman tanpa ada perasaan takut dosa seperti yang dilakukan oleh suami istri, bukan karena berzina. Jika berzina maka justru sebaliknya yang akan terjadi yaitu mudharat bagi psikologis dan kesehatan jasmani.
Menurut Bandura dalam teori modelling bahwasanya seorang individu dapat berubah perilakunya akibat meniru figur yang dilihatnya. Hal tersebut dapat menjadi perilaku yang salah apabila yang ia lihat adalah sosok yang mencerminkan perilaku buruk akan tetapi sebaliknya seorang individu akan menjadi baik jika sosok yang ditirunya memiliki perilaku yang baik. Begitu juga halnya dengan para remaja kita sekarang, sesering mungkin para remaja itu diperlihatkan dengan tingkah laku pacaran yang sudah melewati batas atau layaknya hubungan pasangan suami istri akan menimbulkan perilaku yang sama pada remaja tersebut. 
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan landasan agama yang dikuatkan dengan dalil-dalil Al-Qur’an dan hadist nabi Muhammad SAW bahwasanya kita semua dilarang untuk mendekati zina karena hal tersebut merupakan suatu perbuatan yang keji di hadapan Allah SWT, seperti yang terkandung dalam surat Al-Israa’ ayat 32 bahwa “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk,”. Oleh karena itu kita sebagai seorang mukmin harus memperhatikan hal tersebut.
Dengan bebasnya para remaja bergaul sebenarnya membuat kita menjadi was-was apabila tidak ada yang mampu mengontrol kehidupan mereka. Dimana masa remaja adalah masa-masa pencarian jati diri mereka, apabila tidak adanya sosok yang dapat ditiru yang mempunyai perilaku yang baik maka iapun akan “tersesat”.
Keluarga disinilah yang mempunyai peran utama dan memiliki andil yang cukup besar. Dari kehidupan keluargalah mereka dididik sedini mungkin mengenai pemahaman agama. Kemudian berlanjut ke masah pergaulan utamanya sex ketika sudah waktunya mereka untuk mengetahuinya. Jadi jangan biarkan mereka mencari sendiri diluar sana yang mengakibatkan ia menjadi penasaran dan ingin mencoba hal-hal yang tak diinginkan sehingga ia dapat dengan mudah mendekati zina.
Dengan pemahaman tersebut yang didasari oleh nilai-nilai agama maka ia akan mudah menguntrol egonya, dimana ketika idnya menginginkan hal tersebut maka super egonya bisa mengintrol yang didasari dari nilai-nilai agama, etika dan estetika sehingga ia tidak mementingkan egonya untuk menuruti id tersebut.
Kembali ke peranan keluarga, orang tua harus memperhatikan hal tersebut sehingga mereka harusnya menjadi sosok yang patut ditiru oleh si anak. Seperti teori modelling anak akan menjadi salah dalam bertingkah laku apabila sosok yang ia tiru memiliki perilaku yang menyimpang.
Beralih ke teman sebaya, apabila peran orang tua bisa dikatakan sukses maka dalam pertemanannyapun dapat terkontrol dimana dalam kehidupan sehari-harinya telah ditanamkan etika-etika yang baik sehingga ketika ia bergaul diluar sana maka ia akan membawa etika tersebut sampai ranahnya kelingkungan sekitar atau masuk dalam ranah komunitas.
Akan tetapi berbeda halnya ketika terdapat konflik di dalam keluarga ketika si anak sudah merasa bosan dan tidak nyaman atas tingkah laku orang tua yang terjadi dalam konflik keluarga tersebut membuat ia mencari-cari kehidupan diluar dan bisa saja ia menyimpang dari nilai-nilai agama.
Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini. Selain itu juga adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama yaitu untuk mengontrol dirinya. Adanya kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja agar anak merasa nyaman dan ada rasa memiliki dalam keluarga sehingga ia tidak lagi mencari kehidupan di luar rumah yang dikhawatirkan dapat menimbulkan tingkah laku yang salah. Selain itu juga terdapat pada diri remaja itu sendiri apabila ia pandai memilih teman dan lingkungan yang baik maka ia dapat mengontrol dirinya dari nafsu yang mendekati zina, ia dapat membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan, serta orangtua juga harus memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.

ETIKA PERGAULAN TERHADAP LAWAN JENIS DALAM ISLAM

1. Menundukan Pandangan terhadap Lawan Jenis 
Allah memerintahkan kaum laki-laki untuk menundukan pandangannya, sebagaimana firman-Nya, artinya, "Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya." (QS. An-Nûr: 30). 
Sebagaimana hal ini juga diperintahkan kepada wanita beriman, Allah berfirman, artinya, "Dan katakanlah kepada wanita yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluan-nya." (QS. An-Nûr: 31). 

2. Menutup Aurat 
Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman, "Dan janganlah mereka menampakan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya." (QS. An-Nûr: 31).
Juga firman-Nya, artinya, "Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Ahzâb: 59). 


3. Adanya Pembatas Antara Laki-laki dengan Wanita
Seseorang yang memiliki keperluan terhadap lawan jenisnya, harus menyampaikannya dari balik tabir pembatas. Sebagaimana firman-Nya, artinya, "Dan apabila kalian meminta sesuatu kepada mereka (para wanita) maka mintalah dari balik hijab." (QS. Al-Ahzâb: 53).

4. Tidak Berdua-duaan dengan Lawan Jenis
Dari Ibnu 'Abbâs Radhiyallahu ‘Anhu berkata, "Saya mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan dengan wanita kecuali wanita itu bersama mahramnya." (HR. Bukhârî 9/330, Muslim 1341).
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam juga bersabda, "Janganlah salah seorang dari kalian berdua-duaan dengan seorang wanita, karena setan akan menjadi yang ketiganya." (HR. Ahmad dan At-Tirmidzî dengan sanad shahih).

5. Tidak Mendayukan Ucapan
Seorang wanita dilarang mendayukan ucapan saat berbicara kepada selain suami. Firman Allah Subhaanahu wa Ta'ala, artinya, "Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik." (QS. Al-Ahzâb: 32).
Berkata Imam Ibnu Katsîr—rahimahullâh, "Ini adalah beberapa etika yang diperintahkan oleh Allah kepada para istri Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam serta para wanita Mukminah lainnya, yaitu hendaklah dia kalau berbicara dengan orang lain tanpa suara merdu, dalam artian janganlah seorang wanita berbicara dengan orang lain sebagaimana dia berbicara dengan suaminya." (Tafsîr Ibnu Katsîr: 3/530).

6. Tidak Menyentuh Lawan Jenis 
Dari Ma'qil bin Yasâr t berkata, "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi itu masih lebih baik dari pada menyentuh wanita yang tidak halal baginya." (HR. Thabrânî dalam Mu'jam al Kabîr: 20/174/386).
Berkata Syaikh Al-Albânî—rahimahullâh, "Dalam hadits ini terdapat ancaman keras terhadap orang-orang yang menyentuh wanita yang tidak halal baginya." (Ash-Shohîhah: 1/448).

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam tidak pernah menyentuh wanita meskipun dalam saat-saat penting seperti membaiat dan lain-lain. Dari 'Aisyah berkata, "Demi Allah, tangan Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali meskipun saat membaiat." (HR. Bukhârî 4891).

Kamis, 10 Februari 2011

sambungan----Pacaran, Perlukah?

Agama dan Budaya
Bablasnya sikap negatif perilaku pacaran remaja masa kini, menghasilkan banyak kasus hamil di luar nikah, aborsi, penyebaran penyakit kelamin, dan sebagainya. Berdasarkan data yang dihimpun Qalam, lebih dari 2,5 juta kasus Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) terjadi setiap tahunnya di Indonesia, dan 20% dari jumlah menjerat remaja.
Menurut Zarina, dari sekian banyak kasus seperti ini, pihak yang paling dirugikan adalah remaja perempuan yang memiliki pola pikir cenderung pendek. Remaja perempuan jarang berpikir untuk jangka panjang atau masa depan (futuristik). Ketika melakukan sesuatu, dampak dan konsekuensi yang harus ditanggung di kemudian hari pun alpa untuk dipikirkan.
Untuk mengatasainya, imbuh Zarina, ada beberapa catatan solusi yang patut dilakukan: Pertama, memperkuat pendidikan agama yang bersifat pengenalan nilai-nilai. Bukan hanya materi, tapi penjelasan nilai-nilai agama dan membiasakannya dalam kehidupan remaja. Di samping itu, bimbingan dan arahan dari orang terdekat kaum remaja juga sangat diperlukan.
Kedua, pendidikan budaya. Harus kembali diwawaskan bahwa bangsa Indonesia berbudaya kental dengan ketimuran, dan bertolak belakang dengan budaya Barat. Hal ini sudah saatnya kembali fokus diajarkan kepada kaum remaja, karena saat ini generasi penerus ini cenderung sudah semakin tidak mengenal jati diri budaya meraka sendiri karena gerusan modernitas.
Ketiga, memberi penyuluhan atau pendidikan tentang dunia seksual, tapi bukan menjelaskan tentang cara dan pola hubungan seksual yang aman. Para remaja harus lebih diberi penjelasan dampak negatif dari hubungan seksual.
Menurut Alfikalia M.si, dosen ilmu Psikologi Universitas Paramadina, Jakarta, perasaan suka, cinta, dan kasih yang biasanya mengawali sebuah hubungan atau pacaran, merupakan sifat alamiah yang kerap muncul pada diri manusia, termasuk remaja. Karena semua orang adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain, termasuk dengan lawan jenis, dalam hidupnya.
Para remaja membutuhkan perhatian lebih dari orang lain, dan sedang melalui masa pencarian sesuatu yang baru untuk dirinya, termasuk dari lawan jenis. Yang perlu dilakukan terhadap remaja adalah mengarahkan interaksi yang terjadi antarremaja sesuai koridor agama.
Interaksi antarremaja akan berdampak positif jika bisa dijadikan sebagai ajang fastabiqul-khairât (berlomba-lomba dalam kebaikan). Seperti untuk meraih hasil positif dalam belajar. “Hubungan antarremaja tak boleh keluar dari ruang lingkup syariah dan budaya bangsa ini,” pungkasnya.
===
Boks 1
Akibat Bablas Pacaran
Ketika pasangan remaja yang berpacaran dan bablas melakukan hubungan seks pra nikah lalu menyebabkan kehamilan, pasti timbul rasa malu dan takut aib itu diketahui orang. Fenomena MBA (Married By Accident) atau nikah setelah hamil banyak terjadi, yang umumnya berupa pernikahan kilat agar janin yang dikandung mempunyai ayah. Andai buntu, langkah aborsi pun dipilih.
Menurut penelitian Population Council, angka kasus pengguguran kandungan (aborsi) di Indonesia pada 1989 diperkirakan antara 750.000 dan 1.000.000. Berarti terjadi sekitar 18 aborsi per 100 kehamilan. Tahun 2000 (Kompas, 3/3) terungkap perkiraan terjadi sekitar 2,3 juta aborsi di Indonesia. Peningkatan tajam dari data tahun 1989, disebabkan olah keian meningkat pola pergaulan bebas.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia juga semakin meningkat. Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) mendapati AKI di Indonesia mencapai 390 per 100.000 kelahiran pada tahun 2000, angka tertinggi di Asia Tenggara. Penyebabnya, kian meningkatnya kasus aborsi dilakukan remaja.
===
Boks 2
Khalwat yang Dilarang
Islam selalu memberikan perhatian yang besar terhadap setiap perkara, termasuk dalam hal pacaran. Walau dalam al-Qur’an tidak secara eksplisit disebutkan dalil kongkrit yang menyebut kata “pacaran” dan melarangnya, tapi aktivitas pacaran yang marak saat ini, seperti ngobrol dua orang lawan jenis tanpa tujuan jelas, nonton berduaan, bahkan melakukan interaksi fisik dengan lawan jenis, telah menjurus pada pelanggaran syariat berkategori zina.
Allah SWT berfirman, “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesunggunhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu yang jalan buruk.” (Qs. al-Isrâ` [17]: 32).
Rasulullah SAW menandaskan, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka tak boleh baginya berkhalawat (berdua-duaan) dengan wanita yang bukan mahramnya. Karena sesungguhnya yang ketiga di antara mereka adalah setan.” (HR. Ahmad)
=====
Boks 3
Akibat Seks Bebas
Masalah hubungan seksual di kalangan remaja merupakan masalah global. Hampir di seluruh dunia terjadi kecenderungan serupa. Di Amerika Serikat, setiap tahunnya dilaporkan 500.000 remaja hamil, dan 70% di antaranya belum menikah.
Bagaimana dengan Indonesia yang memiliki anak remaja berusia 10-24 tahun mencapai 65 juta orang atau 30% dari total penduduknya?
Berikut ini data yang sangat mencengangkan menurut Okanegara (2007):
  • Sekitar 15-20 persen remaja usia sekolah sudah melakukan hubungan seksual di luar nikah.
  • 15 juta remaja perempuan usia 15-19 tahun melahirkan setiap tahunnya.
  • Hingga Juni 2006 tercatat 6332 kasus AIDS dan 4527 kasus HIV positif di Indonesia, dengan 78,8% kasus-kasus berasal dari kalangan usia 15-29 tahun
  • Setiap tahun terjadi sekitar 2,3 juta kasus aborsi di Indonesia, 20% di antaranya dilakukan oleh remaja.
  • Kehamilan di luar nikah remaja Indonesia karena diperkosa sebanyak 3,2%. Karena hubungan seks sama-sama mau 12,9%. Kehamilan tak terduga 45%. Seks bebas 22,6%

Pacaran, Perlukah?

Jalaluddin Sayuti
Dulu pacaran dianggap tabu oleh masyarakat. Pasangan remaja lawan jenis yang kedapatan berdua-duaan dianggap aib. Masyarakat masa kini sudah tak lagi peduli dengan urusan pergaulan lawan jenis.
Masa remaja adalah masa paling indah dalam perjalanan hidup anak manusia. Banyak hal terjadi dalam masa transisi diri menuju kedewasaan ini. Simaklah pengakuan Dewi (16) yang menganggap pacaran sebagai salah satu ciri untuk menjadi orang dewasa. “Ya, identitas remaja adalah pacaran,” ungkap pelajar sebuah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jakarta ini. “Kalo engga pacaran, hidup engga indah,” imbuhnya.
Bukan hanya Dewi, tapi ribuan remaja telah mempercayai pacaran sebagai tradisi. Remaja tidak pacaran, berarti kuper (kurang pergaulan). Begitu anggapan mereka.
Biasanya, awal masa pacaran terjadi ketika remaja masuk dalam tahap pubertas. Atau ketika remaja mengalami perkembangan fisik diawali terjadinya menstruasi bagi anak perempuan atau mimpi basah pada anak laki-laki. Tapi tak sedikit anak-anak “bau kencur” yang belum puber pun ikut-ikutan tradisi pacaran.
Secara bahasa, kata “pacaran” sejauh ini belum terdefinisikan secara baku. Karena motif dan bentuk pacaran yang marak di masyarakat bermacam-macam. Dosen Psikologi Remaja Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Zarina Akbar M.Psi, berpendapat bahwa pacaran adalah suatu hubungan yang di dalamnya terdapat sebuah komitmen dan proses saling mengenal.
Kamus Bahasa Kontemporer karya Peter Salim dan Yenny Salim, membatasi pacaran sebagai sikap intimewa kepada lawan jenis yang tetap disertai rasa kasih. Sayangnya, saat ini dalam pergaulan masyarakat justru banyak berkembang pacaran malah yang tanpa tujuan, apalagi pasangan tetap. Marak terjadi HTS, atau hubungan tanpa status, komitmen, maupun tujuan positif melangkah ke jenjang pernikahan yang disyariatkan.
Zarina miris melihat ironi pacaran remaja Indonesia masa kini. Bangsa yang dulu dikenal dengan nuansa ketimurannya, kata Zarina, kini telah berputar haluan ke arah budaya Barat yang didominasi hal-hal kurang relevan dengan budaya asli bangsa ini. “Pacaran pada remaja saat ini bukan sebatas tren, tapi budaya,” ungkap Zarina kepada Majalah Qalam.
Banyak motif seorang remaja berpacaran. Menurut Zarina, umumnya ada dua faktor yang banyak mendorong mereka berpacaran, yaitu internal dan ekstrenal. Faktor internal berasal dari dorongan diri remaja itu sendiri, dan faktor eksternal dipengaruhi oleh teman-temannya. Faktor terakhir paling banyak mempengaruhi remaja untuk melakukan pacaran.
Magister psikologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini menilai, secara psikologis, tren pacaran remaja masa kini sudah menjurus ke arah budaya permisif yang sangat berbahaya. Pasangan yang berpacaran bukan hanya ingin “mengenal” kepribadian pasangannya, tapi harus mengenal “luar-dalam” fisik masing-masing. Ibarat membeli sepatu, tak hanya bagian luar yang harus dirasakan, bagian dalamnya juga harus “dicoba”.
Apa penyebabnya? Menurut Zarina faktor keterbukaan media yang tidak disikapi bijaksana, internalisasi budaya luar, ditambah kian lemahnya kontrol masyarakat membuat tren negatif ini kian tak terbendung.
Zarina mencontohkan, zaman dulu pacaran dianggap tabu oleh masyarakat. Pasangan remaja lawan jenis yang kedapatan berdua-duaan dianggap aib oleh masyarakat. Beda dengan masyarakat pada masa kini yang sudah tak lagi peduli dengan apapun yang terjadi dalam pergaulan lawan jenis.

63 Persen Remaja Berhubungan Seks di Luar Nikah





posted by: abeenabilla on: Mei 10, 2009
In: Uncategorized Comment!

06 May 2009 at 07:13
BKKBN: 63 Persen Remaja Berhubungan Seks di Luar Nikah

Menurut hasil survey yang dilakukan salah satu lembaga, 63 persen remaja di Indonesia usia sekolah SMP dan SMA sudah melakukan hubungan seksual di luar nikah dan 21 persen di antaranya melakukan aborsi.

“Hasil survai terakhir suatu lembaga survey yang dilakukan di 33 provinsi tahun 2008, sebanyak 63 persen remaja mengaku sudah mengalami hubungan seks sebelum nikah,” kata Direktur Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Pusat (BKKBN) M Masri Muadz, saat Peluncuran SMS Konsultasi Kesehatan Reproduksi Remaja di Serang, Jumat (19/12).

Ia mengatakan, persentasi remaja yang melakukan hubungan seksual pra nikah tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Berdasar data penelitian pada 2005-2006 di kota-kota besar mulai Jabotabek, Medan, Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Makassar, masih berkisar 47,54 persen remaja mengaku melakukan hubungan seks sebelum nikah. Namun, hasil survey terakhir tahun 2008 meningkat menjadi 63 persen.

“Perilaku seks bebas remaja saat ini sudah cukup parah. Peranan agama dan keluarga sangat penting mengantisipasi perilaku remaja tersebut,” katanya.

Menurut dia, ada beberapa faktor yang mendorong anak remaja usia sekolah SMP dan SM melakukan hubungan seks di luar nikah. Faktor-faktor tersebut di antaranya pengaruh liberalisme atau pergaulan hidup bebas, faktor lingkungan dan keluarga yang mendukung ke arah perilaku tersebut serta pengaruh perkembangan media massa.

Oleh karena itu, dengan adanya perilaku seperti itu, para remaja tersebut sangat rentan terhadap resiko kesehatan seperti penularan penyakit HIV/AIDS, penggunaan narkoba serta penyakit lainnya.

Sebab, data Departemen Kesehatan hingga September 2008, dari 15.210 penderita AIDS atau orang yang hidup dengan HIV/AIDS di Indonesia, 54 persen di antaranya adalah remaja.

Top 10 Faktor Resiko Penyakit Menular Seksual

Setiap perbuatan yang kita lakukan tentu mengandung resiko dalam tingkatan tertentu. Perilaku seksual tidak terkecuali. Salah satu resiko dari melakukan hubungan seksual adalah kemungkinan terjangkit PMS atau Penyakit Menular Seksual. Berikut ini akan dipaparkan sepuluh faktor resiko teratas yang berpengaruh pada peluang Anda terkena PMS.

1. Seks tanpa pelindung
Meski kondom tidak seratus persen melindungi Anda, ia tetap merupakan cara terbaik untuk menghindarkan Anda dari infeksi. Penggunaan kondom dapat menurunkan laju penularan PMS. Selain selibat, penggunaan kondom yang konsisten adalah proteksi terbaik terhadap PMS. Biasakanlah memakai kondom.

2. Berganti-ganti pasangan
Anda tidak perlu belajar matematika untuk mengetahui bahwa semakin banyak pasangan seksual Anda, kian besar kemungkinan Anda terekspos suatu PMS. Apalagi, orang yang suka berganti pasangan cenderung memilih pasangan yang suka berganti pasangan pula. Jadi, Anda tidak lepas dari pasangan-pasangannya pasangan Anda.

3. Mulai aktif secara seksual pada usia dini
Kaum muda lebih besar kemungkinannya untuk terkena PMS daripada orang yang lebih tua. Ada beberapa alasannya, yaitu wanita muda khususnya lebih rentan terhadap PMS karena tubuh mereka lebih kecil dan belum berkembang sempurna sehingga lebih mudah terinfeksi. Kaum muda juga tampaknya lebih jarang pakai kondom, terlibat perilaku seksual beresiko dan berganti-ganti pasangan.

4. Pengggunaan alkohol
Konsumsi alkohol dapat berpengaruh terhadap kesehatan seksual. Orang yang biasa minum alkohol bisa jadi kurang selektif memilih pasangan seksual dan menurunkan batasan. Alkohol dapat membuat seseorang sukar memakai kondom dengan benar maupun sulit meminta pasangannya menggunakan kondom.

5. Penyalahgunaan obat
Prinsipnya mirip dengan alkohol, orang yang berhubungan seksual di bawah pengaruh obat lebih besar kemungkinannya melakukan perilaku seksual beresiko/tanpa pelindung. Pemakaian obat terlarang juga memudahkan orang lain memaksa seseorang melakukan perilaku seksual yang dalam keadaan sadar tidak akan dilakukan. Penggunaan obat dengan jarum suntik diasosiasikan dengan peningkatan resiko penularan penyakit lewat darah, seperti hepatitis dan HIV, yang juga bisa ditransmisikan lewat seks.

6. Seks untuk uang/obat
Orang yang menjual seks untuk mendapatkan sesuatu posisi tawarnya rendah sehingga sulit baginya untuk menegosiasikan hubungan seksual yang aman. Kemudian, pasangan (pembeli jasa) memiliki resiko terinfeksi PMS yang lebih besar. Jadi, baik pembeli maupun penjual sama-sama dirugikan.

7. Hidup di masyarakat yang prevalensi PMS-nya tinggi
Ketika seseorang tinggal di tengah komunitas dengan prevalensi PMS yang tinggi, ketika berhubungan seksual (dengan orang di komunitas itu) ia lebih rentan terinfeksi PMS.

8. Monogami serial
Monogami serial adalah mengencani/menikahi satu orang saja pada suatu masa, tapi kalau diakumulasi jumlah orang yang dikencani/dinikahi juga banyak. Contoh gampangnya (yang juga banyak terjadi di masyarakat kita) adalah orang yang doyan kawin-cerai. Perilaku begini juga berbahaya, sebab orang yang mempraktekkan monogami serial berpikir bahwa mereka saat itu memiliki hubungan eksklusif sehingga akan tergoda untuk berhenti menggunakan pelindung ketika berhubungan seksual. Sebenarnya monogami memang efektif mencegah PMS, tapi hanya pada monogami jangka panjang yang kedua pasangan sudah dites kesehatan reproduksi.

9. Sudah terkena suatu PMS
Kalau Anda sudah pernah berkenalan langsung dengan suatu PMS (apalagi sering), Anda lebih rentan terinfeksi PMS jenis lainnya. Iritasi atau lepuh pada kulit yang terinfeksi dapat menjadi jalan masuk patogen lain untuk menginfeksi. Karena Anda sudah pernah terinfeksi sekali, bisa jadi ada faktor tertentu dalam gaya hidup Anda yang beresiko.

10. Cuma pakai pil KB untuk kontrasepsi
Kadang orang lebih menghindari kehamilan daripada PMS sehingga mereka memilih pil KB sebagai alat kontrasepsi utama. Karena sudah merasa terhindar dari kehamilan, mereka enggan memakai kondom. Ini bisa terjadi ketika orang tidak ingin menuduh pasangannya berpenyakit (sehingga perlu disuruh pakai kondom) atau memang tidak suka pakai kondom dan menjadikan pil KB sebagai alasan. Yang jelas, perlindungan ganda (pil KB dan kondom) adalah pilihan terbaik…meski tidak semua orang melakukannya.

Sumber:
about.com

[Tips tips] sukses terhindar dengan seks dalam pacaran

Tips ini datang dari diriku sendiri. So far, aku berhasil menghindari hal-hal yang ‘diinginkan’ tersebut. Tips ini untuk semua gender.

1. Hilangkan pikiran-pikiran negatif, terutama yang berkaitan dengan ‘hal itu’. Ingat, semua tindakan itu berawal dari niat dan niat itu ada di hati dan pikiran kita. So, clean it up at first.

2. Jauhkan diri dari materi berbau pornografi. Klo nggak bisa, ya kurangi, jangan terlalu akrab. Aku nggak munafik, nggak menyangkal klo aku berkali-kali lihat film or gambar porno (biasa kan cowok ). Tapi semua pas aku iseng, browsing koleksi file temen. Aku nggak pernah secara eksklusif browsing untuk cari materi itu. Ini ada hubungannya dengan tips nomer 1. Silahkan diartikan sendiri maksud aku.

3. Hindari berduaan di tempat yang sepi dan untouchable oleh orang lain, misal kamar tidur, hotel, dll. Klo mo ke tempat wisata, pilih tempat ngobrol berduaan yang bisa dijangkau pandangan mata orang lain. Sehingga kontrol diri bisa maksimal karena merasa diawasi. Selama ini, aku lebih sering pacaran di tempat-tempat yang ramai, macam mall or kafe.

4. Minimalisir kontak anggota badan pada saat berduaan seperti meraba, ciuman, dll. Ciuman adalah yang paling sulit dihindari. Biasanya bagian ini dominan cowok yang memulai. Tapi jika tips 1, 2 dan 3 dah dijalankan, mudah kok melakukan tips ke-4 ini.

5. Nggak usah pacaran. Ini nggak recommended loh. Dan sebenarnya nggak ada hubungannya sama sekali dengan tips-tips ini. Cuman untuk melengkapi, biar pas 5 biji. Hehehhehe… Tapi kalo mau dipraktekkan, ya silahkan. Untuk sementara, kamu menemani aku yang lagi jomblo. Inget, untuk sementara loh…

Silahkan dipraktekkan kalo memang ingin. Kalo nggak ingin dan nggak suka, SILAHKAN ZA PROTES DAN BERI MSUKAN NYAAAA YA!!!!!!
__________________

Foto - Foto Gaya Pacaran Mesum ABG Masa Kini

Apa yang ada dipikiran para remaja jaman sekarang, sudah tidak tahu malu sama sekali, mesum dan ramah (rajin menjamah) menjadi hal biasa. Dengan orang yang lebih tuapun dah nggak sungkan-sungkan
 

abg masa kini


abg masa kini

abg masa kini

abg masa kini

Selasa, 08 Februari 2011

>>>> AGAR JOMBLO TETAP PD (Percaya Diri)

. Niatkan karena Allah Subhanahu wata’ala

Inilah yang menyebabkan kita jadi percaya diri dalam status jomblo, ditengah-tengah kerumunan muda-mudi yang terjerumus dalam pacaran. InsyaAllah dengan berbekal niat seperti ini kita memperoleh pahala dari Allah Subhanahu wata’ala, sebab, kita meninggalkan perbuatan maksiat dalam rangka mendapatkan keridhoanNya.

2. Yakini bahwa aktivitas pacaran adalah maksiat

Di dalam pacaran ada serangkaian aktivitas maksiat yang mengantarkan pelakunya pada perbuatan zina. Mulai dari melihat, memegang, bersepi-sepi, dst. Yakini bahwa pacaran adalah perbuatan munkar, sehingga kita pun tenang mengatakan "ALHAMDULILLAH, AKU JOMBLO".

3. Tenang dengan takdir Allah Subhanahu wata’ala

Fitrah manusia memang selalu tertarik dengan lawan jenisnya, keinginan untuk menyalurkan ketertarikan kepada lawan jenis adalah sesuatu yang manusiawi. Namun jangan sampai hal ini membuat kita menempuh jala yang dilarang Allah Subhanahu wata’ala. Yakinlah dengan takdir Allah Subhanahu wata’ala, bahwa masa-masa itu akan datang (pernikahan).

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Allah telah menulis (di Lauhu Mahfuzh) segenap takdir makhluk 50.000 TAHUN sebelum Ia menciptakan langit dan bumi” (HR. Muslim)

Ibnu Umar berkata, "Demi Alah yang jiwa Ibnu Umar berada di tanganNya. Seandainya salah seorang dari mereka memiliki emas sebesar gunung Uhud lalu dia infakkan di jalan Allah, tidak akan diterima oleh Allah sebelum ia beriman kepada qadar/takdir."

4. Banyak-banyak melakukan amalan sholih

Gunakan setiap waktu yang diberikan oleh Allah Subhanahu wata’ala dengan memperbanyak amalan sholih yang sesuai. Misalnya puasa sunnah, sholat malam, menghafal Al-Qur’an, birrul walidayn, dsb. Kesibukan dalam hal kebaikan ini akan memupus keinginan hati terhadap hal-hal yang dimurkai oleh Allah Subhanahu wata’ala.

5. Gunakan waktu dengan sehebat mungkin

Jangan sampai waktu yang ada kita gunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat bagi dunia dan akhirat kita, waktu luang yang tidak dimanfaatkan dengan baik merupakan penyakit berbahaya bagi pemikiran, akal dan badan.

6. Jauhi tontonan, bacaan dan hal-hal yang mendorong untuk berpacaran (termasuk di FACEBOOK)

Hati manusia itu lemah, bila dorongan untuk melakukan maksiat begitu besar maka seseorang akan mudah terpengaruh dalam perbuatan maksiat, dorongan itu bisa berasal dari tontonan, bacaan, lingkungan, yang dorongan tadi mesti ditepis jauh-jauh dengan menghindari sebab disisi lain, sepantasnya kita berusaha untuk mencari bacaan, tontonan dan lingkungan yang mendorong kita untuk semakin taat kepada Allah Subhanahu wata’ala.

Mencegah Remaja Pacaran

ADA APA DENGAN CINTA????


Cinta kepada lawan jenis merupakan hal yang bersifat naluriah pada manusia. Allah SWT menyatakan dalam firman-Nya:
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada wanita, anak-anak harta yang melimpah dari jenis emas dan perak, kuda yang bagus, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allahlah sebaik-baiknya tempat kembali (QS Ali Imran [3]: 14).
Allah SWT menjelaskan tentang maksud dari penciptaan naluri ini:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian dari satu diri serta menciptakan darinya istri-istri dan memperkembangbiakkan dari keduanya lelaki dan perempuan yang banyak (QS an-Nisa’ [4]: 1).
Makna yang serupa juga kita temui di dalam QS al-A’raf: 189, an-Nahl: 72, ar-Rum: 21, dll. Ayat-ayat tersebut mengisyaratkan bahwa penciptaan laki-laki dan perempuan adalah dalam rangka melanjutkan keturunan. Karena itu, ungkapan cinta dengan segala ekspresinya tentu hanya dibolehkan di dalam sebuah ikatan perkawinan yang sah. Di luar itu tidak diperkenankan laki-laki dan perempuan yang bukan mahram untuk saling berhubungan dalam masalah pribadi hingga menjurus pada kedekatan fisik. Rasulullah saw. bersabda:
لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِاِمْرَأَةٍ إِلاَّ وَمَعَهَا ذُوْ مَحْرَمٍ
Hendaknya seorang pria tidak berduaan dengan seorang wanita, kecuali bersamanya seorang mahram (HR Muslim).
Selain itu, rasa cinta kepada lawan jenis merupakan salah satu dari penampakan naluri mempertahankan keturunan, di samping penampakan lainnya seperti rasa sayang terhadap anak, orangtua dan saudara. Naluri akan muncul jika ada rangsangan dari luar. Apabila telah muncul dan tidak terpenuhi, tidak sampai berakibat pada kematian. Bahkan kemunculan naluri ini bisa dihindari dengan cara menghindari hal-hal yang dapat merangsangnya, baik dalam bentuk sesuatu yang bersifat mesum atau hayalan-hayalan mesum.
Naluri ini pun bisa dialihkan pada kegiatan yang menuntut konsentrasi dan olahraga atau dialihkan pada penyaluran naluri lainnya, seperti naluri beragama. Rasulullah saw. bersabda, “Wahai para pemuda, siapa saja di antara kalian yang mampu untuk menikah, menikahlah, karena menikah itu dapat menundukkan mata dan menjaga kehormatan. Siapa saja yang belum mampu, hendaklah dia berpuasa, sebab puasa dapat menjadi perisai baginya (HR al-Bukhari dan Muslim).
Satu-satunya penyaluran yang dibolehkan adalah melalui jalan pernikahan yang sah, sebab dengan menikah berarti seseorang telah dapat menyalurkan naluri jenisnya dengan cara yang halal dan terselamatkan dalam separuh agamanya. Rasulullah saw. bersabda, “Siapa saja yang telah diberi Allah rezeki berupa istri yang salihah, ia sesungguhnya telah ditolong separuh agamanya. Karena itu, hendaklah ia bertakwa kepada Allah pada separuh yang lainnya.” (HR ath-Tabrani dan al-Hakim).
Mengendalikan Naluri Seksual
Di tengah arus kehidupan yang makin liberal, tidak bisa dihindari adanya rangsangan terhadap naluri seksual yang sedemikian subur. Tayangan mesum kita jumpai dimana-mana. VCD/DVD porno laris manis terjual di jalanan, mal dan tempat-tempat umum lainnya. Banyak perempuan biasa berpakaian seronok mengumbar aurat di depan umum, dll.
Saat ini, para pemuda harus menghadapi kenyataan bahwa energi yang semestinya mereka fokuskan untuk berkarya dan berprestasi terpaksa harus teralihkan untuk menahan gejolak syahwat yang berpeluang muncul setiap saat. Kecanggihan teknologi memberi fasilitas untuk berkomunikasi dengan siapapun, termasuk dalam mengungkapkan rasa dan gejolak ini kepada lawan jenisnya. Tak jarang komunikasi lewat HP atau dunia maya berlanjut pula pada pertemuan hingga mengarah pada kedekatan fisik dan penyaluran kebutuhan seksual. Inilah yang sering diartikan oleh sebagian masyarakat dengan istilah “pacaran”.
Dapat dimaklumi jika tantangan yang dihadapi para Ibu dalam mendidik anak saat ini sangatlah berat. Seorang Ibu dituntut untuk dapat memahami karakteristik dari setiap naluri, termasuk naluri seksual, berikut tahapan kemunculannya pada diri anak dan cara pengendaliannya menurut Islam. Seorang Ibu juga harus dapat mengikuti perkembangan zaman dan teknologi agar dapat mengontrol lingkup pergaulan anak hingga dapat mendeteksi seawal mungkin jika sang anak mulai berkomunikasi dengan lawan jenisnya, semisal melalui handphone atau facebook.
Hal terpenting adalah penanaman nilai-nilai agama yang kuat dalam keluarga serta komunikasi yang lancar antara anak dan orangtua hingga tak ada masalah anak yang tidak diketahui oleh ibunya. Anak juga harus dapat merasakan kenyamanan dan kepuasan manakala “curhat” kepada ibunya, tidak malu ataupun takut saat mengungkapkan setiap gejolak perasaan yang dialaminya terhadap lawan jenis. Sang anak percaya bahwa ibunya mampu menjawab segala kegalauan dan memberinya solusi yang bijak dan sesuai dengan tuntunan Islam. Inilah yang menumbuhkan kepribadian Islam anak; perkembangan naluri-nalurinya senantiasa sejalan dengan perkembangan pemikirannya. Ibulah yang paling memegang peranan dalam hal ini.
Berikut langkah dan tips yang bisa dilakukan ibu dalam mengawal perkembangan naluri seksual anak, terutama agar anak bisa dicegah dari upaya berpacaran.
Pertama: Perkuat akidah anak dengan mengajak berpikir tentang kehidupan, tujuan Allah SWT menciptakan manusia, informasi tentang karakteristik manusia, cara pemenuhan potensi hidup manusia menurut Islam serta akibat pemenuhan yang tidak sesuai dengan aturan Allah SWT; batasan pergaulan di dalam Islam seperti keharusan untuk menundukkan pandangan, menjaga aurat, tidak ber-khalwat, dll. Hal ini dilakukan dalam rangka membentuk standarisasi Islam dan membina pemikiran anak dalam menyikapi kemunculan naluri seksual.
Kedua: Buatlah suasana rumah dalam nuansa ibadah yang kuat dan saling beramar makruf nahi mungkar antaranggota keluarga. Biasakan melakukan qiyamul lail, tadarus al-Quran dan shaum sunnah bersama guna memperkuat hubungan dengan Allah SWT hingga muncul pengawasan diri yang selalu melekat.
Ketiga: Ajaklah anak berpikir tentang masa depan dan cita-citanya; juga membuat langkah serta target-target untuk mencapai cita-cita tersebut. Cara ini dimaksudkan agar anak mampu mendeteksi hal-hal yang dapat mendukung atau bahkan menghambat cita-citanya, termasuk dapat memposisikan kemunculan naluri seksual berkaitan dengan cita-citanya ini.
Ketiga: Libatkan anak dalam aktivitas diskusi yang mengasah kemampuan berpikirnya, merangsang kepekaannya terhadap lingkungan dan belajar memecahkan persoalan masyarakat menurut Islam, khususnya yang dihadapi oleh remaja. Latihan ini akan membantu mereka saat mereka sendiri menghadapi masalah yang sama.
Keempat: Tumbuhkan jiwa kepemimpinan-nya dengan aktif berorganisasi; beri motivasi untuk selalu berprestasi, berkarya dan maju. Juga dapat dilakukan dengan memberi contoh apa yang dihasilkan oleh para sahabat Rasul, ulama dan ilmuwan Muslim dalam usia muda. Harapannya, anak akan memiliki figur yang selalu menjadi panutannya.
Kelima: Penuhi anak dengan kasih sayang dan perhatian dari orangtua dan saudara sebagai bentuk lain dari penyaluran naluri seksual sehingga dapat meminimalkan kemunculan naluri terhadap lawan jenis pada usia yang lebih cepat.
Keenam: Biasakan untuk terus berkomuni-kasi dengan anak, tidak menganggap tabu untuk membahas seputar masalah naluri jenis ini. Bila perlu berilah contoh langsung bagaimana secara praktis pengalaman-pengalaman dalam mengendalikan naluri seksual dalam usia yang relevan.
Demikian hal yang bisa dilakukan ibu dalam menjalankan kewajibannya, membentuk kepribadian islami anak. Dengan itu, setiap perkembangan nalurinya (nafsiyah) akan selalu dapat dipecahkan sesuai dengan taraf pemikiran islamnya (aqliyah). Tentu saja tukar pengalaman akan sangat membantu kretivitas ibu untuk mencari cara yang tepat dengan menghadapi berbagai karakter anak. Semoga Allah SWT akan selalu memudahkan setiap usaha kita. Amin.