Pernah dengar Mononucleosis Infeksiosa?
Itu adalah sejenis penyakit yang 90% diakibatkan oleh satu jenis virus yang dikenal dengan EBV (Ebstein Barr Virus). EBV ini masih 'sedulur'nya virus herpes.
Jadi, virus ini sering menyebar melalui ludah sehingga biasa jg disebut dgn 'KISSING DISEASE'. Wajarlah, kalo di Amerika sekitar 95% orang dewasa usia antara 35-40 tahun ditemukan antibodi dari virus ini. Karena tau sendirikan kenapa...? Menurut penelitian UGM 99% org Indonesia sdh memiliki antigen EBV dalam darahnya. Akan tetapi virus ini mulai didapati pada usia 5-25 tahun. Cewek ato cowok sama aja kemungkinan terkenanya.
Ternyata sodara-sodara, di Amrik sana sktr 1-3% mahasiswa terinfeksi virus ini tiap tahunnya. Ya, itu karena kebiasaan mereka [color]ciuman bibir[/color][b]. Oya, virus ini juga bisa menyebar melalui darah dan cairan genital ( kelamin). Massa inkubasinya 4-6 minggu. Artinya dari kontak hingga menimbulkan gejala memakan wkt 4-6 minggu.
[/color]GEJALANYA :
1-3 hari kedepan awalnya penderita merasa lemas, cepat capek, gk bersemangat, kdg ada menggigil. tapi ingat, SERANGAN YG LBH DAHSYAT MENANTI. Setelah fase itu Penderita mulai merasakan
- DEMAM
- SAKIT MENELAN
- PEMBENGKAKAN KEL. DI GETAH BENING ( LIMFE )
- AMANDEL BENGKAK
- YG TERPARAH, PEMBENGKAKAN HATI (LEVER)
Kadang sekilas gejala awal kayak cacar air.
Sakit menelan ini bisa bertahan hingga 10 hari, dan setelah itu biasanya keluhan mulai berkurang. Perasaan lelah ato capek bisa bertahan hingga beberapa bulan. Sebagai bonusnya, pasien akan tetap memiliki virus ini di ludahnya selama 18 bulan. Jika keluhan bertahan selama 6 bulan, maka disebut infeksi EBV kronis.
Biasanya sih infeksi ini jarang menjadi berat, tapi kalo berat, bisa menimbulkan Hepatitis, pembesaran limpa, infeksi ke otot jantung ( Myocarditis ) ato malah ke otak ( Enchephalitis ).
Beberapa penyakit keganasan juga dihubungkan dengan kehadiran virus ini seperti Kanker Kelenjar Getah Bening (Lymphoma) dan Kanker tenggorokan (NasoPharynx Carcinoma ato NPC).
Karena ini virus pengobatannya hanya Istirahat total dan banyak minum. Selain itu jg bisa diberikan obat2 penurun panas, pereda sakit.
Ah... NIKMAT MEMBAWA SENGSARA, ndan........
Jumat, 29 April 2011
Minggu, 27 Maret 2011
3 Alasan Mengapa Kucintai Orang Miskin
Kalau kau tergolong kaya, kuharap kau tidak cemburu kalau-kalau aku lebih mencintai orang-orang miskin daripada dirimu. (*Heheha… Mode GR: on. Sesekali GR mengenai dirimu, gak pa pa, ya!*) Ada sejumlah alasan yang menurutku masuk akal, juga masuk hati. Yang paling utama mungkin tiga alasan berikut ini.
1) Allah memuliakan orang-orang miskin, sehingga mereka lebih dulu masuk surga daripada orang-orang kaya. Nabi Muhammad saw. bersabda:
3) Aku juga ingin menjadi orang miskin di hadapan Allah (walau tampak kaya di hadapan orang lain). Seperti yang sudah kusebutkan di atas, orang miskin itu dimuliakan Tuhan, bukan? Siapa tak mau dimuliakan Tuhan?
Begitulah alasan-alasanku. Apakah kau dapat menerimanya?
1) Allah memuliakan orang-orang miskin, sehingga mereka lebih dulu masuk surga daripada orang-orang kaya. Nabi Muhammad saw. bersabda:
Kalian akan berkumpul pada hari kiamat, lalu diseru [oleh Allah], “Manakah orang-orang fakir-miskin dari umat ini?” Lalu mereke berdiri, kemudian ditanyai, “Apa amal kalian?” Mereka menjawab, “Wahai Tuhan kami, Engkau telah menguji kami, lalu kami bersabar menghadapinya, sedangkan Engkau memberikan harta dan kekuasaan kepada orang-orang selain kami.” Allah SWT berfirman, “Kalian benar.” Maka mereka masuk ke surga lebih dulu daripada orang-orang lainnya, lalu perhitungan yang berat pun ditimpakan atas orang-orang kaya dan penguasa.” (HR Thabrani dan Ibnu Hibban dari Abdullah bin Umar r.a, terdapat dalam Shahih at-Targhib wa at-Tarhib (3590))2) Orang-orang miskinlah yang paling mudah aku mintai bantuan ketika aku berada dalam keadaan terpuruk, bahkan seringkali mereka menawarkannya sebelum aku memintanya. Sebaliknya, orang-orang kaya ternyata sulit untuk aku mintai bantuan. Pun diantara mereka belum ada yang menawariku bantuan sebelum aku memintanya. Aku tak tahu mengapa begitu. Apakah dalam hal kepedulian sosial, orang miskin itu lebih peka? Apakah orang-orang kaya itu pelit ataukah aku kurang gaul di lingkungan orang kaya? (Lihat “Penulis Romantis (2): Jalan Sunyi“.)
3) Aku juga ingin menjadi orang miskin di hadapan Allah (walau tampak kaya di hadapan orang lain). Seperti yang sudah kusebutkan di atas, orang miskin itu dimuliakan Tuhan, bukan? Siapa tak mau dimuliakan Tuhan?
Begitulah alasan-alasanku. Apakah kau dapat menerimanya?
Aku senang mencintaimu (dengan bagaimanakah?)
Dengan bagaimanakah aku senang mencintaimu? Dengan sederhanakah? Oh, tidak. Cinta itu penuh dengan misteri. Bila mencintai dengan sederhana, ke manakah cinta kita akan menuju? Kepada kehampaankah? Ogah, ah!
Aku senang mencintaimu dengan terarah:Begitulah puisi Aisha Chuang dalam Nikmatnya Asmara Islami. Puisi tersebut dimaksudkan sebagai “jawaban” atau “sudut pandang yang lain” terhadap puisi karya Sapardi Djoko Damono, “Aku Ingin”:
dengan sehembus bayu yang dideburkan
Ar-Rahim kepada segumpal darah
yang menjadikannya manusia.
Aku senang mencintaimu dengan tertata:
dengan selaksa aroma yang didesirkan
lebah pengolah buah di hening sarang
yang menjadikannya pencinta.
aku ingin mencintaimu dengan sederhana:Dalam segi bahasa penyampaian pesan, mungkin puisi Sapardi Djoko Damono ini lebih indah (dan tentu lebih orisinal). Namun dalam segi makna yang terkandung di dalamnya, aku lebih suka puisi Aisha Chuang di atas. Sebab, aku lebih senang menggunakan sudut pandang yang positif daripada negatif. Inilah sebabnya mengapa aku lebih suka memandang cinta sejati sebagai madu yang dihasilkan oleh lebah pengolah buah daripada sebagai abu kayu yang terbakar oleh api.
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Ciuman dalam Pacaran
Sahabatku… pacaran adalah salah satu perbuatan yang mendekati zina yaitu zina mata, zina tangan, zina hati, zina kaki, zina mulut, dll. Kamu dapat berdalih bahwa bisa kok terbebas dari zina-zina itu ketika pacaran. Tetapi remaja jaman sekarang gitu loh!!. Kalau nggak pegangan tangan atau ciuman maka akan disebut ketinggalan jaman.Masak, gitu sih? Ayolah kita analisis.
Istilah pacaran berasal dari kata “pacar” yang mendapat imbuhan “-an”. Kata “pacar” berasal dari bahasa Kawi (Jawa Kuno). Artinya: “calon pengantin”. Kata ini kemudian mendapat akhiran “-an” yang bermakna kegiatan. Jadi, pacaran adalah aktivitas persiapan menikah.
Gimana kalo pacarannya ditujukan untuk having fun, ikut-ikutan teman, biar keren, biar gaul, tanpa ada niatan sama sekali untuk menikah?Yach, kalo gitu sih pacarannya menyimpang dari pengertian yang sesungguhnya. Coba deh, kita bandingin ama shalat. Menurut tuntunan aslinya, tujuan shalat adalah mengingat Allah. (Lihat QS Thaahaa [20]: 14.) Gimana kalo shalatnya ditujukan untuk sok alim, tanpa ada niatan sama sekali untuk mengingat Allah. Kalo gini sih shalatnya menyimpang dari pengertian yang sesungguhnya.
Begitu pula kalo pacarannya disertai dengan “mendekati zina”, seperti ciuman. Ini pun tergolong menyimpang. Sebab, pacar itu ‘kan baru sebatas calon pengantin. (Sekali lagi, ingatlah arti kata “pacar” dalam pengertian aslinya.) Nanti kalau sudah jadi pengantin, maksudku sudah terjadi akad nikah antara kedua pihak, baru deh kita boleh ciuman sepuas-puasnya.
Terus, apakah pacaran tanpa mendekati zina itu bukannya sekadar dalih untuk membela diri?Yeeii…. Mau mengikuti jalan yang islami kok dibilang dalih. Enak aja! Mestinya kita dukung, dong! Jangan malah memelihara prasangka buruk! Apa nggak takut dosa lantaran prasangka buruk? Nggak lucu deh bila kita hendak mencegah orang lain berbuat dosa (dengan mendekati zina) tapi diri kita sendiri malah mengundang dosa (dengan menyebarluaskan prasangka buruk). Ironis gitu loh!
Bukannya pacaran tanpa ciuman itu ketinggalan zaman?Memang, pacaran ala Nabi Muhammad saw. dan Khadijah r.a. tidaklah disertai dengan ciuman atau pun perbuatan nista lainnya. Begitu pula pacaran ala Ibnu Hazm al-Andalusi dan ala Ibnu Qayyim al-Jauziyyah. Semuanya terjadi pada berabad-abad yang lalu. Kalo mengikuti teladan beliau-beliau itu dibilang ketinggalan zaman, biar deh. Biar kuno, asal selamat (dunia-akhirat).
Lagian, hasil penelitian ilmiah yang obyektif (bukan prasangka yang subyektif) menunjukkan bahwa sebagian besar remaja kita yang pacaran di zaman sekarang ini melakukannya tanpa ciuman. Jadi, pernyataan “pacaran tanpa ciuman ketinggalan zaman” itu merupakan mitos yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Nah, kini sikap kita terhadap mitos terserbut sebaiknya gimana?Jika kita turut menyebarkan mitos tersebut, maka kita berdosa lantaran menyebarkan prasangka buruk yang tidak sesuai dengan kenyataan. Sebaliknya, berusaha mengenyahkan mitos jelek tersebut insya’ Allah akan membuahkan pahala dari sisi Allah SWT. Sebab, para pelaku pacaran akan semakin termotivasi untuk tidak lakukan ciuman (atau pun perbuatan nista lainnya), apalagi sampai kecanduan ciuman pacar.
Nah, mau menambah dosa atau pahala?
Rabu, 16 Maret 2011
Cinta Sejati Dalam Islam
Makna ‘Cinta Sejati’ terus dicari dan digali. Manusia dari zaman ke zaman seakan tidak pernah bosan membicarakannya. Sebenarnya? apa itu ‘Cinta Sejati’ dan bagaimana pandangan Islam terhadapnya?
Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga terlimpahkan kepada nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Masyarakat di belahan bumi manapun saat ini sedang diusik oleh mitos ‘Cinta Sejati‘, dan dibuai oleh impian ‘Cinta Suci’. Karenanya, rame-rame, mereka mempersiapkan diri untuk merayakan hari cinta “Valentine’s Day”.
Pada kesempatan ini, saya tidak ingin mengajak saudara menelusuri sejarah dan kronologi adanya peringatan ini. Dan tidak juga ingin membicarakan hukum mengikuti perayaan hari ini. Karena saya yakin, anda telah banyak mendengar dan membaca tentang itu semua. Hanya saja, saya ingin mengajak saudara untuk sedikit menyelami: apa itu cinta? Adakah cinta sejati dan cinta suci? Dan cinta model apa yang selama ini menghiasi hati anda?
Seorang peneliti dari Researchers at National Autonomous University of Mexico mengungkapkan hasil risetnya yang begitu mengejutkan. Menurutnya: Sebuah hubungan cinta pasti akan menemui titik jenuh, bukan hanya karena faktor bosan semata, tapi karena kandungan zat kimia di otak yang mengaktifkan rasa cinta itu telah habis. Rasa tergila-gila dan cinta pada seseorang tidak akan bertahan lebih dari 4 tahun. Jika telah berumur 4 tahun, cinta sirna, dan yang tersisa hanya dorongan seks, bukan cinta yang murni lagi.
Menurutnya, rasa tergila-gila muncul pada awal jatuh cinta disebabkan oleh aktivasi dan pengeluaran komponen kimia spesifik di otak, berupa hormon dopamin, endorfin, feromon, oxytocin, neuropinephrine yang membuat seseorang merasa bahagia, berbunga-bunga dan berseri-seri. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, dan terpaan badai tanggung jawab dan dinamika kehidupan efek hormon-hormon itu berkurang lalu menghilang. (sumber: www.detik.com Rabu, 09/12/2009 17:45 WIB).
Wah, gimana tuh nasib cinta yang selama ini anda dambakan dari pasangan anda? Dan bagaimana nasib cinta anda kepada pasangan anda? Jangan-jangan sudah lenyap dan terkubur jauh-jauh hari.
Anda ingin sengsara karena tidak lagi merasakan indahnya cinta pasangan anda dan tidak lagi menikmati lembutnya buaian cinta kepadanya? Ataukah anda ingin tetap merasakan betapa indahnya cinta pasangan anda dan juga betapa bahagianya mencintai pasangan anda?
Saudaraku, bila anda mencintai pasangan anda karena kecantikan atau ketampanannya, maka saat ini saya yakin anggapan bahwa ia adalah orang tercantik dan tertampan, telah luntur.
Bila dahulu rasa cinta anda kepadanya tumbuh karena ia adalah orang yang kaya, maka saya yakin saat ini, kekayaannya tidak lagi spektakuler di mata anda.
Bila rasa cinta anda bersemi karena ia adalah orang yang berkedudukan tinggi dan terpandang di masyarakat, maka saat ini kedudukan itu tidak lagi berkilau secerah yang dahulu menyilaukan pandangan anda.
Saudaraku! bila anda terlanjur terbelenggu cinta kepada seseorang, padahal ia bukan suami atau istri anda, ada baiknya bila anda menguji kadar cinta anda. Kenalilah sejauh mana kesucian dan ketulusan cinta anda kepadanya. Coba anda duduk sejenak, membayangkan kekasih anda dalam keadaan ompong peyot, pakaiannya compang-camping sedang duduk di rumah gubuk yang reot. Akankah rasa cinta anda masih menggemuruh sedahsyat yang anda rasakan saat ini?
Para ulama’ sejarah mengisahkan, pada suatu hari Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu bepergian ke Syam untuk berniaga. Di tengah jalan, ia melihat seorang wanita berbadan semampai, cantik nan rupawan bernama Laila bintu Al Judi. Tanpa diduga dan dikira, panah asmara Laila melesat dan menghujam hati Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu. Maka sejak hari itu, Abdurrahman radhiallahu ‘anhu mabok kepayang karenanya, tak kuasa menahan badai asmara kepada Laila bintu Al Judi. Sehingga Abdurrahman radhiallahu ‘anhu sering kali merangkaikan bair-bait syair, untuk mengungkapkan jeritan hatinya. Berikut di antara bait-bait syair yang pernah ia rangkai:
Aku senantiasa teringat Laila yang berada di seberang negeri Samawah
Duhai, apa urusan Laila bintu Al Judi dengan diriku?
Hatiku senantiasa diselimuti oleh bayang-bayang sang wanita
Paras wajahnya slalu membayangi mataku dan menghuni batinku.
Duhai, kapankah aku dapat berjumpa dengannya,
Semoga bersama kafilah haji, ia datang dan akupun bertemu.
Karena begitu sering ia menyebut nama Laila, sampai-sampai Khalifah Umar bin Al Khattab radhiallahu ‘anhu merasa iba kepadanya. Sehingga tatkala beliau mengutus pasukan perang untuk menundukkan negeri Syam, ia berpesan kepada panglima perangnya: bila Laila bintu Al Judi termasuk salah satu tawanan perangmu (sehingga menjadi budak), maka berikanlah kepada Abdurrahman radhiallahu ‘anhu. Dan subhanallah, taqdir Allah setelah kaum muslimin berhasil menguasai negeri Syam, didapatkan Laila termasuk salah satu tawanan perang. Maka impian Abdurrahmanpun segera terwujud. Mematuhi pesan Khalifah Umar radhiallahu ‘anhu, maka Laila yang telah menjadi tawanan perangpun segera diberikan kepada Abdurrahman radhiallahu ‘anhu.
Anda bisa bayangkan, betapa girangnya Abdurrahman, pucuk cinta ulam tiba, impiannya benar-benar kesampaian. Begitu cintanya Abdurrahman radhiallahu ‘anhu kepada Laila, sampai-sampai ia melupakan istri-istrinya yang lain. Merasa tidak mendapatkan perlakuan yang sewajarnya, maka istri-istrinya yang lainpun mengadukan perilaku Abdurrahman kepada ‘Aisyah istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang merupakan saudari kandungnya.
Menyikapi teguran saudarinya, Abdurrahman berkata: “Tidakkah engkau saksikan betapa indah giginya, yang bagaikan biji delima?”
Akan tetapi tidak begitu lama Laila mengobati asmara Abdurrahman, ia ditimpa penyakit yang menyebabkan bibirnya “memble” (jatuh, sehingga giginya selalu nampak). Sejak itulah, cinta Abdurrahman luntur dan bahkan sirna. Bila dahulu ia sampai melupakan istri-istrinya yang lain, maka sekarang iapun bersikap ekstrim. Abdurrahman tidak lagi sudi memandang Laila dan selalu bersikap kasar kepadanya. Tak kuasa menerima perlakuan ini, Lailapun mengadukan sikap suaminya ini kepada ‘Aisyah radhiallahu ‘anha. Mendapat pengaduan Laila ini, maka ‘Aisyahpun segera menegur saudaranya dengan berkata:
يا عبد الرحمن لقد أحببت ليلى وأفرطت، وأبغضتها فأفرطت، فإما أن تنصفها، وإما أن تجهزها إلى أهلها، فجهزها إلى أهلها.
“Wahai Abdurrahman, dahulu engkau mencintai Laila dan berlebihan dalam mencintainya. Sekarang engkau membencinya dan berlebihan dalam membencinya. Sekarang, hendaknya engkau pilih: Engkau berlaku adil kepadanya atau engkau mengembalikannya kepada keluarganya. Karena didesak oleh saudarinya demikian, maka akhirnya Abdurrahmanpun memulangkan Laila kepada keluarganya. (Tarikh Damaskus oleh Ibnu ‘Asakir 35/34 & Tahzibul Kamal oleh Al Mizzi 16/559)
Bagaimana saudaraku! Anda ingin merasakan betapa pahitnya nasib yang dialami oleh Laila bintu Al Judi? Ataukah anda mengimpikan nasib serupa dengan yang dialami oleh Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu?(1)
Tidak heran bila nenek moyang anda telah mewanti-wanti anda agar senantiasa waspada dari kenyataan ini. Mereka mengungkapkan fakta ini dalam ungkapan yang cukup unik: Rumput tetangga terlihat lebih hijau dibanding rumput sendiri.
Anda penasaran ingin tahu, mengapa kenyataan ini bisa terjadi?
Temukan rahasianya pada sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini:
الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ فَإِذَا خَرَجَتِ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ. رواه الترمذي وغيره
“Wanita itu adalah aurat (harus ditutupi), bila ia ia keluar dari rumahnya, maka setan akan mengesankannya begitu cantik (di mata lelaki yang bukan mahramnya).” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)
Orang-orang Arab mengungkapkan fenomena ini dengan berkata:
كُلُّ مَمْنُوعٍ مَرْغُوبٌ
Setiap yang terlarang itu menarik (memikat).
Dahulu, tatkala hubungan antara anda dengannya terlarang dalam agama, maka setan berusaha sekuat tenaga untuk mengaburkan pandangan dan akal sehat anda, sehingga anda hanyut oleh badai asmara. Karena anda hanyut dalam badai asmara haram, maka mata anda menjadi buta dan telinga anda menjadi tuli, sehingga andapun bersemboyan: Cinta itu buta. Dalam pepatah arab dinyatakan:
حُبُّكَ الشَّيْءَ يُعْمِي وَيُصِمُّ
Cintamu kepada sesuatu, menjadikanmu buta dan tuli.
Akan tetapi setelah hubungan antara anda berdua telah halal, maka spontan setan menyibak tabirnya, dan berbalik arah. Setan tidak lagi membentangkan tabir di mata anda, setan malah berusaha membendung badai asmara yang telah menggelora dalam jiwa anda. Saat itulah, anda mulai menemukan jati diri pasangan anda seperti apa adanya. Saat itu anda mulai menyadari bahwa hubungan dengan pasangan anda tidak hanya sebatas urusan paras wajah, kedudukan sosial, harta benda. Anda mulai menyadari bahwa hubungan suami-istri ternyata lebih luas dari sekedar paras wajah atau kedudukan dan harta kekayaan. Terlebih lagi, setan telah berbalik arah, dan berusaha sekuat tenaga untuk memisahkan antara anda berdua dengan perceraian:
فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ. البقرة 102
“Maka mereka mempelajari dari Harut dan Marut (nama dua setan) itu apa yang dengannya mereka dapat menceraikan (memisahkan) antara seorang (suami) dari istrinya.” (Qs. Al Baqarah: 102)
Mungkin anda bertanya, lalu bagaimana saya harus bersikap?
Bersikaplah sewajarnya dan senantiasa gunakan nalar sehat dan hati nurani anda. Dengan demikian, tabir asmara tidak menjadikan pandangan anda kabur dan anda tidak mudah hanyut oleh bualan dusta dan janji-janji palsu.
Mungkin anda kembali bertanya: Bila demikian adanya, siapakah yang sebenarnya layak untuk mendapatkan cinta suci saya? Kepada siapakah saya harus menambatkan tali cinta saya?
Simaklah jawabannya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا ، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ. متفق عليه
“Biasanya, seorang wanita itu dinikahi karena empat alasan: karena harta kekayaannya, kedudukannya, kecantikannya dan karena agamanya. Hendaknya engkau menikahi wanita yang taat beragama, niscaya engkau akan bahagia dan beruntung.” (Muttafaqun ‘alaih)
Dan pada hadits lain beliau bersabda:
إِذَا خَطَبَ إِلَيْكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِينَهُ وَخُلُقَهُ فَزَوِّجُوهُ إِلاَّ تَفْعَلُوا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِى الأَرْضِ وَفَسَادٌ عَرِيضٌ. رواه الترمذي وغيره.
“Bila ada seorang yang agama dan akhlaqnya telah engkau sukai, datang kepadamu melamar, maka terimalah lamarannya. Bila tidak, niscaya akan terjadi kekacauan dan kerusakan besar di muka bumi.” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)
Cinta yang tumbuh karena iman, amal sholeh, dan akhlaq yang mulia, akan senantiasa bersemi. Tidak akan lekang karena sinar matahari, dan tidak pula luntur karena hujan, dan tidak akan putus walaupun ajal telah menjemput.
الأَخِلاَّء يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلاَّ الْمُتَّقِينَ. الزخرف 67
“Orang-orang yang (semasa di dunia) saling mencintai pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (Qs. Az Zukhruf: 67)
Saudaraku! Cintailah kekasihmu karena iman, amal sholeh serta akhlaqnya, agar cintamu abadi. Tidakkah anda mendambakan cinta yang senantiasa menghiasi dirimu walaupun anda telah masuk ke dalam alam kubur dan kelak dibangkitkan di hari kiamat? Tidakkah anda mengharapkan agar kekasihmu senantiasa setia dan mencintaimu walaupun engkau telah tua renta dan bahkan telah menghuni liang lahat?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ. متفق عليه
“Tiga hal, bila ketiganya ada pada diri seseorang, niscaya ia merasakan betapa manisnya iman: Bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dibanding selain dari keduanya, ia mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah, dan ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan dirinya, bagaikan kebenciannya bila hendak diceburkan ke dalam kobaran api.” (Muttafaqun ‘alaih)
Saudaraku! hanya cinta yang bersemi karena iman dan akhlaq yang mulialah yang suci dan sejati. Cinta ini akan abadi, tak lekang diterpa angin atau sinar matahari, dan tidak pula luntur karena guyuran air hujan.
Yahya bin Mu’az berkata: “Cinta karena Allah tidak akan bertambah hanya karena orang yang engkau cintai berbuat baik kepadamu, dan tidak akan berkurang karena ia berlaku kasar kepadamu.” Yang demikian itu karena cinta anda tumbuh bersemi karena adanya iman, amal sholeh dan akhlaq mulia, sehingga bila iman orang yang anda cintai tidak bertambah, maka cinta andapun tidak akan bertambah. Dan sebaliknya, bila iman orang yang anda cintai berkurang, maka cinta andapun turut berkurang. Anda cinta kepadanya bukan karena materi, pangkat kedudukan atau wajah yang rupawan, akan tetapi karena ia beriman dan berakhlaq mulia. Inilah cinta suci yang abadi saudaraku.
Saudaraku! setelah anda membaca tulisan sederhana ini, perkenankan saya bertanya: Benarkah cinta anda suci? Benarkah cinta anda adalah cinta sejati? Buktikan saudaraku…
Wallahu a’alam bisshowab, mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan atau menyinggung perasaan.
***
Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga terlimpahkan kepada nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Masyarakat di belahan bumi manapun saat ini sedang diusik oleh mitos ‘Cinta Sejati‘, dan dibuai oleh impian ‘Cinta Suci’. Karenanya, rame-rame, mereka mempersiapkan diri untuk merayakan hari cinta “Valentine’s Day”.
Pada kesempatan ini, saya tidak ingin mengajak saudara menelusuri sejarah dan kronologi adanya peringatan ini. Dan tidak juga ingin membicarakan hukum mengikuti perayaan hari ini. Karena saya yakin, anda telah banyak mendengar dan membaca tentang itu semua. Hanya saja, saya ingin mengajak saudara untuk sedikit menyelami: apa itu cinta? Adakah cinta sejati dan cinta suci? Dan cinta model apa yang selama ini menghiasi hati anda?
Seorang peneliti dari Researchers at National Autonomous University of Mexico mengungkapkan hasil risetnya yang begitu mengejutkan. Menurutnya: Sebuah hubungan cinta pasti akan menemui titik jenuh, bukan hanya karena faktor bosan semata, tapi karena kandungan zat kimia di otak yang mengaktifkan rasa cinta itu telah habis. Rasa tergila-gila dan cinta pada seseorang tidak akan bertahan lebih dari 4 tahun. Jika telah berumur 4 tahun, cinta sirna, dan yang tersisa hanya dorongan seks, bukan cinta yang murni lagi.
Menurutnya, rasa tergila-gila muncul pada awal jatuh cinta disebabkan oleh aktivasi dan pengeluaran komponen kimia spesifik di otak, berupa hormon dopamin, endorfin, feromon, oxytocin, neuropinephrine yang membuat seseorang merasa bahagia, berbunga-bunga dan berseri-seri. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, dan terpaan badai tanggung jawab dan dinamika kehidupan efek hormon-hormon itu berkurang lalu menghilang. (sumber: www.detik.com Rabu, 09/12/2009 17:45 WIB).
Wah, gimana tuh nasib cinta yang selama ini anda dambakan dari pasangan anda? Dan bagaimana nasib cinta anda kepada pasangan anda? Jangan-jangan sudah lenyap dan terkubur jauh-jauh hari.
Anda ingin sengsara karena tidak lagi merasakan indahnya cinta pasangan anda dan tidak lagi menikmati lembutnya buaian cinta kepadanya? Ataukah anda ingin tetap merasakan betapa indahnya cinta pasangan anda dan juga betapa bahagianya mencintai pasangan anda?
Saudaraku, bila anda mencintai pasangan anda karena kecantikan atau ketampanannya, maka saat ini saya yakin anggapan bahwa ia adalah orang tercantik dan tertampan, telah luntur.
Bila dahulu rasa cinta anda kepadanya tumbuh karena ia adalah orang yang kaya, maka saya yakin saat ini, kekayaannya tidak lagi spektakuler di mata anda.
Bila rasa cinta anda bersemi karena ia adalah orang yang berkedudukan tinggi dan terpandang di masyarakat, maka saat ini kedudukan itu tidak lagi berkilau secerah yang dahulu menyilaukan pandangan anda.
Saudaraku! bila anda terlanjur terbelenggu cinta kepada seseorang, padahal ia bukan suami atau istri anda, ada baiknya bila anda menguji kadar cinta anda. Kenalilah sejauh mana kesucian dan ketulusan cinta anda kepadanya. Coba anda duduk sejenak, membayangkan kekasih anda dalam keadaan ompong peyot, pakaiannya compang-camping sedang duduk di rumah gubuk yang reot. Akankah rasa cinta anda masih menggemuruh sedahsyat yang anda rasakan saat ini?
Para ulama’ sejarah mengisahkan, pada suatu hari Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu bepergian ke Syam untuk berniaga. Di tengah jalan, ia melihat seorang wanita berbadan semampai, cantik nan rupawan bernama Laila bintu Al Judi. Tanpa diduga dan dikira, panah asmara Laila melesat dan menghujam hati Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu. Maka sejak hari itu, Abdurrahman radhiallahu ‘anhu mabok kepayang karenanya, tak kuasa menahan badai asmara kepada Laila bintu Al Judi. Sehingga Abdurrahman radhiallahu ‘anhu sering kali merangkaikan bair-bait syair, untuk mengungkapkan jeritan hatinya. Berikut di antara bait-bait syair yang pernah ia rangkai:
Aku senantiasa teringat Laila yang berada di seberang negeri Samawah
Duhai, apa urusan Laila bintu Al Judi dengan diriku?
Hatiku senantiasa diselimuti oleh bayang-bayang sang wanita
Paras wajahnya slalu membayangi mataku dan menghuni batinku.
Duhai, kapankah aku dapat berjumpa dengannya,
Semoga bersama kafilah haji, ia datang dan akupun bertemu.
Karena begitu sering ia menyebut nama Laila, sampai-sampai Khalifah Umar bin Al Khattab radhiallahu ‘anhu merasa iba kepadanya. Sehingga tatkala beliau mengutus pasukan perang untuk menundukkan negeri Syam, ia berpesan kepada panglima perangnya: bila Laila bintu Al Judi termasuk salah satu tawanan perangmu (sehingga menjadi budak), maka berikanlah kepada Abdurrahman radhiallahu ‘anhu. Dan subhanallah, taqdir Allah setelah kaum muslimin berhasil menguasai negeri Syam, didapatkan Laila termasuk salah satu tawanan perang. Maka impian Abdurrahmanpun segera terwujud. Mematuhi pesan Khalifah Umar radhiallahu ‘anhu, maka Laila yang telah menjadi tawanan perangpun segera diberikan kepada Abdurrahman radhiallahu ‘anhu.
Anda bisa bayangkan, betapa girangnya Abdurrahman, pucuk cinta ulam tiba, impiannya benar-benar kesampaian. Begitu cintanya Abdurrahman radhiallahu ‘anhu kepada Laila, sampai-sampai ia melupakan istri-istrinya yang lain. Merasa tidak mendapatkan perlakuan yang sewajarnya, maka istri-istrinya yang lainpun mengadukan perilaku Abdurrahman kepada ‘Aisyah istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang merupakan saudari kandungnya.
Menyikapi teguran saudarinya, Abdurrahman berkata: “Tidakkah engkau saksikan betapa indah giginya, yang bagaikan biji delima?”
Akan tetapi tidak begitu lama Laila mengobati asmara Abdurrahman, ia ditimpa penyakit yang menyebabkan bibirnya “memble” (jatuh, sehingga giginya selalu nampak). Sejak itulah, cinta Abdurrahman luntur dan bahkan sirna. Bila dahulu ia sampai melupakan istri-istrinya yang lain, maka sekarang iapun bersikap ekstrim. Abdurrahman tidak lagi sudi memandang Laila dan selalu bersikap kasar kepadanya. Tak kuasa menerima perlakuan ini, Lailapun mengadukan sikap suaminya ini kepada ‘Aisyah radhiallahu ‘anha. Mendapat pengaduan Laila ini, maka ‘Aisyahpun segera menegur saudaranya dengan berkata:
يا عبد الرحمن لقد أحببت ليلى وأفرطت، وأبغضتها فأفرطت، فإما أن تنصفها، وإما أن تجهزها إلى أهلها، فجهزها إلى أهلها.
“Wahai Abdurrahman, dahulu engkau mencintai Laila dan berlebihan dalam mencintainya. Sekarang engkau membencinya dan berlebihan dalam membencinya. Sekarang, hendaknya engkau pilih: Engkau berlaku adil kepadanya atau engkau mengembalikannya kepada keluarganya. Karena didesak oleh saudarinya demikian, maka akhirnya Abdurrahmanpun memulangkan Laila kepada keluarganya. (Tarikh Damaskus oleh Ibnu ‘Asakir 35/34 & Tahzibul Kamal oleh Al Mizzi 16/559)
Bagaimana saudaraku! Anda ingin merasakan betapa pahitnya nasib yang dialami oleh Laila bintu Al Judi? Ataukah anda mengimpikan nasib serupa dengan yang dialami oleh Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu?(1)
Tidak heran bila nenek moyang anda telah mewanti-wanti anda agar senantiasa waspada dari kenyataan ini. Mereka mengungkapkan fakta ini dalam ungkapan yang cukup unik: Rumput tetangga terlihat lebih hijau dibanding rumput sendiri.
Anda penasaran ingin tahu, mengapa kenyataan ini bisa terjadi?
Temukan rahasianya pada sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini:
الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ فَإِذَا خَرَجَتِ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ. رواه الترمذي وغيره
“Wanita itu adalah aurat (harus ditutupi), bila ia ia keluar dari rumahnya, maka setan akan mengesankannya begitu cantik (di mata lelaki yang bukan mahramnya).” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)
Orang-orang Arab mengungkapkan fenomena ini dengan berkata:
كُلُّ مَمْنُوعٍ مَرْغُوبٌ
Setiap yang terlarang itu menarik (memikat).
Dahulu, tatkala hubungan antara anda dengannya terlarang dalam agama, maka setan berusaha sekuat tenaga untuk mengaburkan pandangan dan akal sehat anda, sehingga anda hanyut oleh badai asmara. Karena anda hanyut dalam badai asmara haram, maka mata anda menjadi buta dan telinga anda menjadi tuli, sehingga andapun bersemboyan: Cinta itu buta. Dalam pepatah arab dinyatakan:
حُبُّكَ الشَّيْءَ يُعْمِي وَيُصِمُّ
Cintamu kepada sesuatu, menjadikanmu buta dan tuli.
Akan tetapi setelah hubungan antara anda berdua telah halal, maka spontan setan menyibak tabirnya, dan berbalik arah. Setan tidak lagi membentangkan tabir di mata anda, setan malah berusaha membendung badai asmara yang telah menggelora dalam jiwa anda. Saat itulah, anda mulai menemukan jati diri pasangan anda seperti apa adanya. Saat itu anda mulai menyadari bahwa hubungan dengan pasangan anda tidak hanya sebatas urusan paras wajah, kedudukan sosial, harta benda. Anda mulai menyadari bahwa hubungan suami-istri ternyata lebih luas dari sekedar paras wajah atau kedudukan dan harta kekayaan. Terlebih lagi, setan telah berbalik arah, dan berusaha sekuat tenaga untuk memisahkan antara anda berdua dengan perceraian:
فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ. البقرة 102
“Maka mereka mempelajari dari Harut dan Marut (nama dua setan) itu apa yang dengannya mereka dapat menceraikan (memisahkan) antara seorang (suami) dari istrinya.” (Qs. Al Baqarah: 102)
Mungkin anda bertanya, lalu bagaimana saya harus bersikap?
Bersikaplah sewajarnya dan senantiasa gunakan nalar sehat dan hati nurani anda. Dengan demikian, tabir asmara tidak menjadikan pandangan anda kabur dan anda tidak mudah hanyut oleh bualan dusta dan janji-janji palsu.
Mungkin anda kembali bertanya: Bila demikian adanya, siapakah yang sebenarnya layak untuk mendapatkan cinta suci saya? Kepada siapakah saya harus menambatkan tali cinta saya?
Simaklah jawabannya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا ، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ. متفق عليه
“Biasanya, seorang wanita itu dinikahi karena empat alasan: karena harta kekayaannya, kedudukannya, kecantikannya dan karena agamanya. Hendaknya engkau menikahi wanita yang taat beragama, niscaya engkau akan bahagia dan beruntung.” (Muttafaqun ‘alaih)
Dan pada hadits lain beliau bersabda:
إِذَا خَطَبَ إِلَيْكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِينَهُ وَخُلُقَهُ فَزَوِّجُوهُ إِلاَّ تَفْعَلُوا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِى الأَرْضِ وَفَسَادٌ عَرِيضٌ. رواه الترمذي وغيره.
“Bila ada seorang yang agama dan akhlaqnya telah engkau sukai, datang kepadamu melamar, maka terimalah lamarannya. Bila tidak, niscaya akan terjadi kekacauan dan kerusakan besar di muka bumi.” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)
Cinta yang tumbuh karena iman, amal sholeh, dan akhlaq yang mulia, akan senantiasa bersemi. Tidak akan lekang karena sinar matahari, dan tidak pula luntur karena hujan, dan tidak akan putus walaupun ajal telah menjemput.
الأَخِلاَّء يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلاَّ الْمُتَّقِينَ. الزخرف 67
“Orang-orang yang (semasa di dunia) saling mencintai pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (Qs. Az Zukhruf: 67)
Saudaraku! Cintailah kekasihmu karena iman, amal sholeh serta akhlaqnya, agar cintamu abadi. Tidakkah anda mendambakan cinta yang senantiasa menghiasi dirimu walaupun anda telah masuk ke dalam alam kubur dan kelak dibangkitkan di hari kiamat? Tidakkah anda mengharapkan agar kekasihmu senantiasa setia dan mencintaimu walaupun engkau telah tua renta dan bahkan telah menghuni liang lahat?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ. متفق عليه
“Tiga hal, bila ketiganya ada pada diri seseorang, niscaya ia merasakan betapa manisnya iman: Bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dibanding selain dari keduanya, ia mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah, dan ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan dirinya, bagaikan kebenciannya bila hendak diceburkan ke dalam kobaran api.” (Muttafaqun ‘alaih)
Saudaraku! hanya cinta yang bersemi karena iman dan akhlaq yang mulialah yang suci dan sejati. Cinta ini akan abadi, tak lekang diterpa angin atau sinar matahari, dan tidak pula luntur karena guyuran air hujan.
Yahya bin Mu’az berkata: “Cinta karena Allah tidak akan bertambah hanya karena orang yang engkau cintai berbuat baik kepadamu, dan tidak akan berkurang karena ia berlaku kasar kepadamu.” Yang demikian itu karena cinta anda tumbuh bersemi karena adanya iman, amal sholeh dan akhlaq mulia, sehingga bila iman orang yang anda cintai tidak bertambah, maka cinta andapun tidak akan bertambah. Dan sebaliknya, bila iman orang yang anda cintai berkurang, maka cinta andapun turut berkurang. Anda cinta kepadanya bukan karena materi, pangkat kedudukan atau wajah yang rupawan, akan tetapi karena ia beriman dan berakhlaq mulia. Inilah cinta suci yang abadi saudaraku.
Saudaraku! setelah anda membaca tulisan sederhana ini, perkenankan saya bertanya: Benarkah cinta anda suci? Benarkah cinta anda adalah cinta sejati? Buktikan saudaraku…
Wallahu a’alam bisshowab, mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan atau menyinggung perasaan.
***
Sabtu, 26 Februari 2011
101 Bahaya Pandang Memandang
Allah SWT berfirman yang bermaksud :
"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan mereka karena yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman, hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka dan memelihara kemaluan mereka dan jangan memperlihatkan perhiasan mereka." (An Nur : 30-31)
Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud
"Pandangan mata itu panah yang beracun dari panah-panah iblis. Oleh karena itu barang siapa yang meninggalkan pandangan karena takut dari siksa Allah serta iman, maka ia akan memperoleh kemanisan iman dalam hatinya."
Berkata Nabi Isa a.s.
"Takutlah kamu sekalian pada pandangan karena sesungguhnya ia dapat menumbuhkan syahwat di dalam hati dan dapat menimbulkan fitnah (godaan) karena pandangan itu."
Nabi Sulaiman a.s berkata kepada puteranya:
"Hai anakku! Berjalanlah di belakang harimau dan ular-ular besar yang berwama hitam dan janganlah kamu berjalan di belakang seorang perempuan."
Pilih Pacaran atau…..Ta’aruf?
Jaman sekarang gampang banget ketemu sama orang yang lagi pacaran. Di jalan, mal, kampus, di mana-mana. Apalagi sekarang kan ada acara TV yang nyomblang-in orang sampai ke pengeksposean pernyataan cinta segala.
Sebetulnya apa sih pacaran itu? Biasanya kalau ada cowok dan cewek saling suka, salah satunya nyatain dan yang lainnya terima, itu berarti udah pacaran. Buat sebagian orang pacaran itu isinya jalan berdua, makan, nonton, curhat-curhatan. Pokoknya just for fun lah! Ada juga orang-orang tujuannya untuk lebih mengenal sebelumpernikahan.
Sebagai umat Islam kita perlu lho mengkritisi apakah “praktek pacaran” yang banyak dilakukan orang ini sesuai atau tidak dengan aturan-aturan dalam Islam.
Pertama, orang kalo lagi pacaran maunya berdua terus. Ah yang bener, iya apa iya. Beberapa hari enggak ditelpon udah resah, seharian enggak di sms udah kangen. Begitu ketemu pengen memandang wajahnya terus, wah pokoknya dunia serasa berbunga-bunga. Apalagi kalau pakai acara mojok berdua, di tempat sepi mesra-mesraan. Waduh, hati-hati deh, soalnya Rasulullah SAW bersabda, ” Tiada bersepi-sepian seorang lelaki dan perempuan, melainkan syetan merupakan orang ketiga diantara mereka.”
Kedua, kalau lagi pacaran rasanya seperti dimabuk cinta. Lupa yang lainnya. Dunia serasa milik berdua yang lainnya ngontrak. Hati-hati juga nih, nanti kita bisa lupa sama tujuan Allah menciptakan kita (manusia). FirmanNya, ” Dan tidak Kuciptakan jin dan manusia, kecuali untuk beribadah kepadaKu.” (QS 51:56)
Ketiga, bukan rahasia lagi kalau di jaman serba permisif ini seks udah jadi bumbu penyedap dalam pacaran (Majalah Hai edisi 4-10 Maret 2002). Majalah Kosmopolitan juga mengadakan riset di lima universitas terbesar di Jakarta, dan ternyata dari yang mengaku pernah melakukan aktivitas seksual, sebanyak 67,1% pertama kali melakukan dengan pacarnya.
Memang banyak orang pacaran awalnya enggak menjurus ke sana. Tapi gara-gara sering berdua, ada kesempatan, dan diem-diem syetan udah ngerubung, yah terjadilah. Pertama pegang tangan, terus rangkul pundak, terus cium pipi, terus…..terus…..wah bisa kebablasan deh. Jangan salah lho, agama kita melindungi kita dengan melarang melakukan perbuatan-perbuatan itu. FirmanNya, “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu pekerjaan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS 15:32) Ternyata Al Quran udah melakukan tindakan preventif dengan melarang mendekatinya, bukan melarang melakukannya. Rasulullah SAW juga bersabda, “Seandainya kamu ditusuk dengan jarum besi, maka itu lebih baik bagimu daripada menyentuh perempuan yang tidak halal bagimu.” Jadi pegang-pegangan tangan juga mesti dihindari tuh.
Keempat, ternyata pacaran bukan jaminan akan berlanjut ke jenjang perkawinan. Banyak orang di sekitar kita yang sudah bertahun-tahun pacaran ternyata kandas di tengah jalan. Pacaran pun tidak menjadikan kita tahu segalanya tentang si dia. Banyak yang sikapnya berubah setelah menikah.
Kalaulah kini kita tahu praktek pacaran nggak menjadi suatu jaminan bahkan banyak melanggar aturan Allah dan tidak mendapat ridhoNya, masihkah kita yang mengaku hambaNya, yang menginginkan surgaNya, yang takut akan nerakaNya, masih melakukannya? Tapi kalau bukan dengan pacaran, gimana caranya ketemu jodoh? Jaman sekarang kan kita enggak bisa gampang percaya sama orang, jadi perlu ada penjajagan. Islam punya solusi yang mantap dan OK dalam memilih jodoh. Istilahnya ngetop dengan nama Ta’aruf, artinya perkenalan.
Pertama, ta’aruf itu sebenarnya hanya untuk penjajagan sebelum menikah. Jadi kalau salah satu atau keduanya nggak merasa sreg bisa menyudahi ta’arufnya. Ini lebih baik daripada orang yang pacaran lalu putus. Biasanya orang yang pacaran hatinya sudah bertaut sehingga kalau tidak cocok sulit putus dan terasa menyakitkan. Tapi ta’aruf, yang Insya Allah niatnya untuk menikah Lillahi Ta’ala, kalau tidak cocok bertawakal saja, mungkin memang bukan jodoh. Tidak ada pihak yang dirugikan maupun merugikan.
Kedua, ta’aruf itu lebih fair. Masa penjajakan diisi dengan saling tukar informasi mengenai diri masing-masing baik kebaikan maupun keburukannya. Bahkan kalau kita tidurnya sering ngorok, misalnya, sebaiknya diberitahukan kepada calon kita agar tidak menimbukan kekecewaan di kemudian hari. Begitu pula dengan kekurangan-kekurangan lainnya, seperti mengidap penyakit tertentu, enggak bisa masak, atau yang lainnya. Informasi bukan cuma dari si calon langsung, tapi juga dari orang-orang yang mengenalnya (sahabat, guru ngaji, orang tua si calon). Jadi si calon enggak bisa ngaku-ngaku dirinya baik. Ini berbeda dengan orang pacaran yang biasanya semu dan penuh kepura-puraan. Yang perempuan akan dandan habis-habisan dan malu-malu (sampai makan pun jadi sedikit gara-gara takut dibilang rakus). Yang laki-laki biarpun lagi bokek tetap berlagak kaya traktir ini itu (padahal dapet duit dari minjem temen atau hasil ngerengek ke ortu tuh).
Ketiga, dengan ta’aruf kita bisa berusaha mengenal calon dan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Hal ini bisa terjadi karena kedua belah pihak telah siap menikah dan siap membuka diri baik kelebihan maupun kekurangan. Ini kan penghematan waktu yang besar. Coba bandingkan dengan orang pacaran yang sudah lama pacarannya sering tetap merasa belum bisa mengenal pasangannya. Bukankah sia-sia belaka?
Keempat, melalui ta’aruf kita boleh mengajukan kriteria calon yang kita inginkan. Kalau ada hal-hal yang cocok Alhamdulillah tapi kalau ada yang kurang sreg bisa dipertimbangan dengan memakai hati dan pikiran yang sehat. Keputusan akhir pun tetap berdasarkan dialog dengan Allah melalui sholat istikharah. Berbeda dengan orang yang mabuk cinta dan pacaran. Kadang hal buruk pada pacarnya, misalnya pacarnya suka memukul, suka mabuk, tapi tetap bisa menerima padahal hati kecilnya tidak menyukainya. Tapi karena cinta (atau sebenarnya nafsu) terpaksa menerimanya.
Kelima, kalau memang ada kecocokan, biasanya jangka waktu ta’aruf ke khitbah (lamaran) dan ke akad nikah tidak terlalu lama. Ini bisa menghindarkan kita dari berbagai macam zina termasuk zina hati. Selain itu tidak ada perasaan “digantung” pada pihak perempuan. Karena semuanya sudah jelas tujuannya adalah untuk memenuhi sunah Rasulullah yaitu menikah.
Keenam, dalam ta’aruf tetap dijaga adab berhubungan antara laki-laki dan perempuan. Biasanya ada pihak ketiga yang memperkenalkan. Jadi kemungkinan berkhalwat (berdua-duaan) kecil yang artinya kita terhindar dari zina.
Nah ternyata ta’aruf banyak kelebihannya dibanding pacaran dan Insya Allah diridhoi Allah. Jadi, sahabat……..kita mau mencari kebahagian dunia akhirat dan menggapai ridhoNya atau mencari kesulitan, mencoba-coba melanggar dan mendapat murkaNya? * * * 6
puisi>>>bahaya pacaran>>>
Aku tak tahu……………… apa
yang terpikir dalam benak sahabat-sahabtku, sehingga dia berani
mendekati zina (pacaran), padahal Allah swt jelas-jelas melarang mendekati zina! katanya
sich! Dia pacaran untuk menjaga
jodohnya!!!!! Benar gak yach?
Kalau menurut aku sich.
Alasan itu gak ada
benarnya. Pacaran hanya nambah dosa aja. Belum lagi waktu, pikiran, Tenaga
bahkan nyawanya terbuang gara-gara cinta yang salah. Setengah mati dia pikirkan si Do’i,
padahal belum tentu dia juga mikirin kita. Berbeda dengan Allah, kalau kita ingat
Allah, niscaya Allah tak akan lupa dengan kita.
Aku heran.................... sebenarnya apa sich
kurangnya Allah, padahal Allah telah memberi nafas, telah memberi kehidupan
bahkan dia yang memberi kita cinta! Lalu kenapa kita menempakan manusia di peringkat pertama dalam cinta kita? Ingat Allah itu maha pencemburu,
Allah tak ingin diduakan.
Aku sering bertanya ................................ mengapa
dalam sholat kita sering mengingat sesuatu selain Allah? Padahal Allah hanya
meminta beberapa menit saja dalam shlat kita untuk mengingatnya, tapi malah
yang lain yang kita pikirkan, bagaimana Allah tidak cemburu ? mungkin kita
masih terlalu cinta dunia?
Wahai saudaraku................... jika kamu ingin
mencintai seseorang, belajarlah kamu mencitai Allah terlebih dahulu. Kemudian
cintailah seseorang karena-Nya.
Tau gak sich loch....................... ternyata pacaran
membawa kecelakaan!. Suatu peristiwa pernah terjadi. Seorang mahasiswa lulusan
tehnik kimia dari universitas yang ternama di jogjakarta, hanya menjadi supir
trek!. Bayangkan,
masa lulusan tehnik kimia, hanya jadi supir trek. Pasti ada suatu kesalahan. Kemudian
sang pemuda ini berkonsultasi pada seorang ustad ”ustad, mengapa saya jadi begini
?” kemudian ustad itu berkata ”ada 10 dosa besar yang menyebkan orang tidak
akan mendapatkan kebaikan, salah satunya adalah zina,” ”antum pernah berrzina kan?” tanya ustad itu, ”tidak
ustad, ana gak pernah berzina, tapi kalo mendekati sich pernah” ustad tersenyum
dan berkata ”itu sich sama aja!” lanjut cerita, ternya pemuda itu, pernah
pacaran, pegangan tangan bahkan pelukan pernah dia lakukan, naudzu billah.......
dan perbuatan itu benci oleh Allah. Maukah anda menukar masa depan
anda dengan kenikmatan yang sesaat? Bukti lain bahwa pacaran membawa sengsara adalah
banyaknya artis yang cerai, rumah tangganya tidak bahagia, tidak membawa
berkah. Apa penyebanya? Penyebanya adalah karena merka pacaran!bahkan banyak
selebriti yang hamil di luar nikah. Dan buktinya umur pernikahnnya hanya seumur
jagung. Ini karena Allah tidak Ridho. Dan satu-satunya jalan adalah bertaubat. Bertobatlah
sebelum terlambat. Jangan biarkan kenikmatan yang sesaat ini membawa kita
kepada kesengasaraan yang tiada akhir
yang terpikir dalam benak sahabat-sahabtku, sehingga dia berani
mendekati zina (pacaran), padahal Allah swt jelas-jelas melarang mendekati zina! katanya
sich! Dia pacaran untuk menjaga
jodohnya!!!!! Benar gak yach?
Kalau menurut aku sich.
Alasan itu gak ada
benarnya. Pacaran hanya nambah dosa aja. Belum lagi waktu, pikiran, Tenaga
bahkan nyawanya terbuang gara-gara cinta yang salah. Setengah mati dia pikirkan si Do’i,
padahal belum tentu dia juga mikirin kita. Berbeda dengan Allah, kalau kita ingat
Allah, niscaya Allah tak akan lupa dengan kita.
Aku heran.................... sebenarnya apa sich
kurangnya Allah, padahal Allah telah memberi nafas, telah memberi kehidupan
bahkan dia yang memberi kita cinta! Lalu kenapa kita menempakan manusia di peringkat pertama dalam cinta kita? Ingat Allah itu maha pencemburu,
Allah tak ingin diduakan.
Aku sering bertanya ................................ mengapa
dalam sholat kita sering mengingat sesuatu selain Allah? Padahal Allah hanya
meminta beberapa menit saja dalam shlat kita untuk mengingatnya, tapi malah
yang lain yang kita pikirkan, bagaimana Allah tidak cemburu ? mungkin kita
masih terlalu cinta dunia?
Wahai saudaraku................... jika kamu ingin
mencintai seseorang, belajarlah kamu mencitai Allah terlebih dahulu. Kemudian
cintailah seseorang karena-Nya.
Tau gak sich loch....................... ternyata pacaran
membawa kecelakaan!. Suatu peristiwa pernah terjadi. Seorang mahasiswa lulusan
tehnik kimia dari universitas yang ternama di jogjakarta, hanya menjadi supir
trek!. Bayangkan,
masa lulusan tehnik kimia, hanya jadi supir trek. Pasti ada suatu kesalahan. Kemudian
sang pemuda ini berkonsultasi pada seorang ustad ”ustad, mengapa saya jadi begini
?” kemudian ustad itu berkata ”ada 10 dosa besar yang menyebkan orang tidak
akan mendapatkan kebaikan, salah satunya adalah zina,” ”antum pernah berrzina kan?” tanya ustad itu, ”tidak
ustad, ana gak pernah berzina, tapi kalo mendekati sich pernah” ustad tersenyum
dan berkata ”itu sich sama aja!” lanjut cerita, ternya pemuda itu, pernah
pacaran, pegangan tangan bahkan pelukan pernah dia lakukan, naudzu billah.......
dan perbuatan itu benci oleh Allah. Maukah anda menukar masa depan
anda dengan kenikmatan yang sesaat? Bukti lain bahwa pacaran membawa sengsara adalah
banyaknya artis yang cerai, rumah tangganya tidak bahagia, tidak membawa
berkah. Apa penyebanya? Penyebanya adalah karena merka pacaran!bahkan banyak
selebriti yang hamil di luar nikah. Dan buktinya umur pernikahnnya hanya seumur
jagung. Ini karena Allah tidak Ridho. Dan satu-satunya jalan adalah bertaubat. Bertobatlah
sebelum terlambat. Jangan biarkan kenikmatan yang sesaat ini membawa kita
kepada kesengasaraan yang tiada akhir
Pacaran, Model Zina Zaman Sekarang
Buat kawan blog dan pembaca setia blog saya, kali ini saya akan mengangkat fenomena yang sering terjadi disekitar kita dan terkadang kita seakan-akan tidak tahu atau merasa acuh tak acuh atau pura-pura tidak tahu. Hal ini sudah menjadi tontonan biasa buat kita semua, tapi hanya sebagian kecil saja yang memperhatikan hal tersebut.
I. LANDASAN AGAMA
Pergaulan yang semakin bebas membuat orang mudah dan leluasa mengenal antara satu dan lainnya. Hal tersebut sudah menjadi rahasia umum yang tak bisa kita pungkiri lagi, sehingga tak heran jika banyak sekali anak-anak remaja “jaman sekarang” sudah berani menampakan dirinya didepan umum bergandengan tangan bersama kekasihnya, para remaja putri tebar pesona didepan umum dengan lekuk tubuh seksinya, hubungan dengan lawan jenis yang berlebihan membuat nama zina menjadi hal biasa di kehidupan kita sehari-hari. Tentunya hal ini tidak dianjurkan dalam islam, jangankan melakukannya mendekatinya saja sudah dilarang oleh islam. Perbuatan zina merupakan sebuah perbuatan yang keji, yang dapat mendatangkan kemudharatan bukan hanya kepada pelakunya, namun juga kepada orang lain.
Banyak sekali dalil-dalil baik dari Al Quran maupun hadist yang melarang perbuatan zina ini. Dalil-dalil yang berisi larangan untuk melakukan perbuatan zina diantaranya adalah:
Beberapa dalil di dalam Al-qur’an menyebutkan bahwa:
Didalam surat An-Nur ayat 2-3 bahwasanya “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman. Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas oran-orang yang mukmin,” (an-Nuur: 2-3).
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk,” (al-Israa’: 32)
“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina,” (al-Furqaan: 68-69).
“Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tiada akan menyekutukan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” (al-Mumtahanah: 12).
Selain dari dalil Al-Qur’an diatas, terdapat juga Hadist Rasulullah SAW yang menjelaskan akan hal tersebut:
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Tiga jenis orang yang Allah tidak mengajak berbicara pada hari kiamat, tidak mensucikan mereka, tidak melihat kepada mereka, dan bagi mereka adzab yang pedih: Orang yang berzina, penguasa yang pendusta, dan orang miskin yang sombong,” (HR Muslim [107]).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, bahwasanya Rauslullah saw. bersabda, “Tidaklah berzina seorang pezina saat berzina sedang ia dalam keadaan mukmin,”
Masih diriwayatkan darinya dari Nabi saw. beliau bersabda, “Jika seorang hamba berzina maka keluarlah darinya keimanan dan jadilah ia seperti awan mendung. Jika ia meninggalkan zina maka kembalilah keimanan itu kepadanya,” (Shahih, HR Abu Dawud [4690]).
Diriwayatkan dari al-Miqdad bin al-Aswad r.a, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda kepada para sahabatnya, “Bagaimana pandangan kalian tentang zina?” Mereka berkata, “Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkannya maka ia haram sampai hari kiamat.” Beliau bersabda, “Sekiranya seorang laki-laki berzina dengan sepuluh orang wanita itu lebih ringan daripada ia berzina dengan isteri tetangganya,” (Shahih, HR Bukhari dalam Adabul Mufrad [103]).
II. FAKTA YANG TERJADI
Ketika fitnah syahwat kian tak terkendali, ketika seks pranikah semakin merajalela, terutama yang dilakukan oleh kaum muda yang masih duduk di bangku-bangku sekolah, mulai dari anak-anak SD, SMP, SMA sampai perhuruan tinggi melakukan hal tersebut. Seperti saya katakan diatas tadi bahwa hal ini sudah menjadi rahasia umum dan sudah menjadi hal biasa yang menjadi tontonan kita dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam sebuah artikel menjelaskan bahwa pergaulan bebas adalah salah satu kelakuan dari kenakalan anak remaja. Dimana perilaku tersebut disebabkan oleh 2 faktor dasar yakni faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal yakni disebabkan oleh diri remaja itu sendiri karena terjadinya krisis identitas yaitu perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi.Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua. Selain itu juga adanya kontrol diri yang lemah mengakibatkan remaja tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
Faktor eksternalpun tak kalah mendukung yang mengakibatkan hal tersebut terjadi bahwasanya keluarga adalah orang-orang yang pertama yang paling berpengaruh karena disinilah si anak tumbuh dan berkembang. Banyak sekali kasus-kasus dalam keluarga sehingga anak lebih nyaman mencari kehidupan diluar dibandingkan didalam rumahnya bersama keluarganya. Mulai dari kasus perceraian orang tua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja. Selain itu juga teman sebaya yang tidak baik sangat berpengaruh sapai ia memasuki ranah yang lebih besar lagi yaitu komunitas atau lingkungan yang kurang baik untuk perkembangannya. Dari beberapa hal tersebut tak heran bukan kalau banyak sekali kita lihat anak-anak remaja yang “nakal”.
III. KAJIAN PSIKOLOGI
Dari kasus-kasus diatas mulai dari zina yang bertebaran dimana-mana yang dilakukan oleh anak-anak remaja tentunya dan didukung oleh sikap dan tingkah laku keluarga, teman sebaya dan lingkungan sekitar. Menurut pandangan psikoanalisa salah satu penyusun psikis manusia yang dinyatakan oleh Sigmund Freud bahwa id bersifat unconscius yang mempunyai prinsip kesenangan belaka, lebih mengutamakan materi, hawa nafsu (duniawi) dan tidak peduli baik atau buruk yang terpenting memuaskan.
Ketika manusia akhil baligh yang di tandai dengan menstruasi bagi perempuan dan mimpi basah bagi laki-laki, di saat itu hormon seks mulai bekerja, maka naluri sekspun muncul. Didalam unsur id terdapat syahwat terhadap lawan jenis yang akan memberikan dorongan yang kuat untuk melakukan seks dengan lawan jenis, ketika superego (norma baik dalam diri) lemah maka ego akan merealisasikan keinginan id, jika hal tersebut di lakukan terhadap suami istri tentu tidak ada masalah, namun jika di lakukan dengan bukan mahramnya atau dengan orang yang tidak pantas melakukan seks dengan orang lain, hal inilah yang disebut zina. Masa sekarang ini seolah-olah ada pembenaran bahwa berpacaran berarti boleh melakukan seks, menurut allah SWT, pacaran atau tidak hukumnya adalah haram dan hal itu di sebut zina.
Terlepas dari zina sughra atau kubra, pandangan psikologis dari ayat allah tersebut bersifat umum. pandangan psikologisnya, manusia yang beragama tentu percaya tuhan beserta hukumnya, sejak kecil sudah ada penanaman nilai yang buruk terhadap perbuatan zina. Artinya semua hal tersebut masuk kedalam alam bawah sadar dan tersimpan secara laten, makna laten adalah hal tersebut dapat muncul apabila ada pemicunya. jauh di alam bawah sadar kita mengakui bahwa nilai yang di tanam dalam alam bawah sadar adalah benar namun ketika godaan muncul, timbul dorongan seks maka hal pertama yang muncul adalah konflik dalam diri, seperti setan dan malaikat, beradu siapa yang dominan dalam diri. Konflik ini pun sudah mempengaruhi psikis kita dengan menjadikan kita salah tingkah, konsentrasi mudah buyar, berbicara kadang-kadang tidak jelas, sering mencari alasan tidak wajar bila di tanya tentang perasaan, dan lain sebagainya. Kemudian bila konflik di menangkan oleh id maka terjadilah zina yang sering terjadi di tempat yang tidak layak.
Ketika kita melakukan zina maka tanpa kita sadari ribuan syaraf bencampur aduk tidak jelas, mata melirik kanan kiri melihat situasi apakah ada yang melihat, tangan sibuk menggerayangi sementara pikiran beradu dengan norma yang baik dalam diri. Percampuran tersebut membentuk suatu psikis baru seperti pembohong untuk menutupi malu, keadaan diri yang mudah tersinggung dan lain sebagainya.
Penelitian baru-baru ini mengatakan bahwa manusia lebih mementingkan kehangatan hubungan, kasih sayang, sahabat bicara yang bijaksana, sahabat yang selalu memberikan saran. intinya manusia lebih membutuhkan kebutuhan rohani dari sekedar seks belaka. Penelitian terbaru juga mengatakan bahwa seks memiliki manfaat yang sangat besar bagi kesehatan, penelitian ini juga benar, karena terdapat banyak fakta yang membuktikan seperti mambuat awet muda, membuat jantung sehat. contoh, jika saat dulu seorang wanita memiliki jerawat yang banyak namun saat menikah dan melakukan seks jerawatnya hilang . Mari kita simak, seks yang di ungkapkan oleh peneliti tersebut jika dilakukan dengan perasaan yang nyaman tanpa ada perasaan takut dosa seperti yang dilakukan oleh suami istri, bukan karena berzina. Jika berzina maka justru sebaliknya yang akan terjadi yaitu mudharat bagi psikologis dan kesehatan jasmani.
Menurut Bandura dalam teori modelling bahwasanya seorang individu dapat berubah perilakunya akibat meniru figur yang dilihatnya. Hal tersebut dapat menjadi perilaku yang salah apabila yang ia lihat adalah sosok yang mencerminkan perilaku buruk akan tetapi sebaliknya seorang individu akan menjadi baik jika sosok yang ditirunya memiliki perilaku yang baik. Begitu juga halnya dengan para remaja kita sekarang, sesering mungkin para remaja itu diperlihatkan dengan tingkah laku pacaran yang sudah melewati batas atau layaknya hubungan pasangan suami istri akan menimbulkan perilaku yang sama pada remaja tersebut.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan landasan agama yang dikuatkan dengan dalil-dalil Al-Qur’an dan hadist nabi Muhammad SAW bahwasanya kita semua dilarang untuk mendekati zina karena hal tersebut merupakan suatu perbuatan yang keji di hadapan Allah SWT, seperti yang terkandung dalam surat Al-Israa’ ayat 32 bahwa “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk,”. Oleh karena itu kita sebagai seorang mukmin harus memperhatikan hal tersebut.
Dengan bebasnya para remaja bergaul sebenarnya membuat kita menjadi was-was apabila tidak ada yang mampu mengontrol kehidupan mereka. Dimana masa remaja adalah masa-masa pencarian jati diri mereka, apabila tidak adanya sosok yang dapat ditiru yang mempunyai perilaku yang baik maka iapun akan “tersesat”.
Keluarga disinilah yang mempunyai peran utama dan memiliki andil yang cukup besar. Dari kehidupan keluargalah mereka dididik sedini mungkin mengenai pemahaman agama. Kemudian berlanjut ke masah pergaulan utamanya sex ketika sudah waktunya mereka untuk mengetahuinya. Jadi jangan biarkan mereka mencari sendiri diluar sana yang mengakibatkan ia menjadi penasaran dan ingin mencoba hal-hal yang tak diinginkan sehingga ia dapat dengan mudah mendekati zina.
Dengan pemahaman tersebut yang didasari oleh nilai-nilai agama maka ia akan mudah menguntrol egonya, dimana ketika idnya menginginkan hal tersebut maka super egonya bisa mengintrol yang didasari dari nilai-nilai agama, etika dan estetika sehingga ia tidak mementingkan egonya untuk menuruti id tersebut.
Kembali ke peranan keluarga, orang tua harus memperhatikan hal tersebut sehingga mereka harusnya menjadi sosok yang patut ditiru oleh si anak. Seperti teori modelling anak akan menjadi salah dalam bertingkah laku apabila sosok yang ia tiru memiliki perilaku yang menyimpang.
Beralih ke teman sebaya, apabila peran orang tua bisa dikatakan sukses maka dalam pertemanannyapun dapat terkontrol dimana dalam kehidupan sehari-harinya telah ditanamkan etika-etika yang baik sehingga ketika ia bergaul diluar sana maka ia akan membawa etika tersebut sampai ranahnya kelingkungan sekitar atau masuk dalam ranah komunitas.
Akan tetapi berbeda halnya ketika terdapat konflik di dalam keluarga ketika si anak sudah merasa bosan dan tidak nyaman atas tingkah laku orang tua yang terjadi dalam konflik keluarga tersebut membuat ia mencari-cari kehidupan diluar dan bisa saja ia menyimpang dari nilai-nilai agama.
Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini. Selain itu juga adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama yaitu untuk mengontrol dirinya. Adanya kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja agar anak merasa nyaman dan ada rasa memiliki dalam keluarga sehingga ia tidak lagi mencari kehidupan di luar rumah yang dikhawatirkan dapat menimbulkan tingkah laku yang salah. Selain itu juga terdapat pada diri remaja itu sendiri apabila ia pandai memilih teman dan lingkungan yang baik maka ia dapat mengontrol dirinya dari nafsu yang mendekati zina, ia dapat membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan, serta orangtua juga harus memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
ETIKA PERGAULAN TERHADAP LAWAN JENIS DALAM ISLAM
1. Menundukan Pandangan terhadap Lawan Jenis
Allah memerintahkan kaum laki-laki untuk menundukan pandangannya, sebagaimana firman-Nya, artinya, "Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya." (QS. An-Nûr: 30).
Sebagaimana hal ini juga diperintahkan kepada wanita beriman, Allah berfirman, artinya, "Dan katakanlah kepada wanita yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluan-nya." (QS. An-Nûr: 31).
2. Menutup Aurat
Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman, "Dan janganlah mereka menampakan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya." (QS. An-Nûr: 31).
Juga firman-Nya, artinya, "Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Ahzâb: 59).
3. Adanya Pembatas Antara Laki-laki dengan Wanita
Seseorang yang memiliki keperluan terhadap lawan jenisnya, harus menyampaikannya dari balik tabir pembatas. Sebagaimana firman-Nya, artinya, "Dan apabila kalian meminta sesuatu kepada mereka (para wanita) maka mintalah dari balik hijab." (QS. Al-Ahzâb: 53).
4. Tidak Berdua-duaan dengan Lawan Jenis
Dari Ibnu 'Abbâs Radhiyallahu ‘Anhu berkata, "Saya mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan dengan wanita kecuali wanita itu bersama mahramnya." (HR. Bukhârî 9/330, Muslim 1341).
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam juga bersabda, "Janganlah salah seorang dari kalian berdua-duaan dengan seorang wanita, karena setan akan menjadi yang ketiganya." (HR. Ahmad dan At-Tirmidzî dengan sanad shahih).
5. Tidak Mendayukan Ucapan
Seorang wanita dilarang mendayukan ucapan saat berbicara kepada selain suami. Firman Allah Subhaanahu wa Ta'ala, artinya, "Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik." (QS. Al-Ahzâb: 32).
Berkata Imam Ibnu Katsîr—rahimahullâh, "Ini adalah beberapa etika yang diperintahkan oleh Allah kepada para istri Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam serta para wanita Mukminah lainnya, yaitu hendaklah dia kalau berbicara dengan orang lain tanpa suara merdu, dalam artian janganlah seorang wanita berbicara dengan orang lain sebagaimana dia berbicara dengan suaminya." (Tafsîr Ibnu Katsîr: 3/530).
6. Tidak Menyentuh Lawan Jenis
Dari Ma'qil bin Yasâr t berkata, "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi itu masih lebih baik dari pada menyentuh wanita yang tidak halal baginya." (HR. Thabrânî dalam Mu'jam al Kabîr: 20/174/386).
Berkata Syaikh Al-Albânî—rahimahullâh, "Dalam hadits ini terdapat ancaman keras terhadap orang-orang yang menyentuh wanita yang tidak halal baginya." (Ash-Shohîhah: 1/448).
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam tidak pernah menyentuh wanita meskipun dalam saat-saat penting seperti membaiat dan lain-lain. Dari 'Aisyah berkata, "Demi Allah, tangan Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali meskipun saat membaiat." (HR. Bukhârî 4891).
Allah memerintahkan kaum laki-laki untuk menundukan pandangannya, sebagaimana firman-Nya, artinya, "Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya." (QS. An-Nûr: 30).
Sebagaimana hal ini juga diperintahkan kepada wanita beriman, Allah berfirman, artinya, "Dan katakanlah kepada wanita yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluan-nya." (QS. An-Nûr: 31).
2. Menutup Aurat
Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman, "Dan janganlah mereka menampakan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya." (QS. An-Nûr: 31).
Juga firman-Nya, artinya, "Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Ahzâb: 59).
3. Adanya Pembatas Antara Laki-laki dengan Wanita
Seseorang yang memiliki keperluan terhadap lawan jenisnya, harus menyampaikannya dari balik tabir pembatas. Sebagaimana firman-Nya, artinya, "Dan apabila kalian meminta sesuatu kepada mereka (para wanita) maka mintalah dari balik hijab." (QS. Al-Ahzâb: 53).
4. Tidak Berdua-duaan dengan Lawan Jenis
Dari Ibnu 'Abbâs Radhiyallahu ‘Anhu berkata, "Saya mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan dengan wanita kecuali wanita itu bersama mahramnya." (HR. Bukhârî 9/330, Muslim 1341).
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam juga bersabda, "Janganlah salah seorang dari kalian berdua-duaan dengan seorang wanita, karena setan akan menjadi yang ketiganya." (HR. Ahmad dan At-Tirmidzî dengan sanad shahih).
5. Tidak Mendayukan Ucapan
Seorang wanita dilarang mendayukan ucapan saat berbicara kepada selain suami. Firman Allah Subhaanahu wa Ta'ala, artinya, "Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik." (QS. Al-Ahzâb: 32).
Berkata Imam Ibnu Katsîr—rahimahullâh, "Ini adalah beberapa etika yang diperintahkan oleh Allah kepada para istri Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam serta para wanita Mukminah lainnya, yaitu hendaklah dia kalau berbicara dengan orang lain tanpa suara merdu, dalam artian janganlah seorang wanita berbicara dengan orang lain sebagaimana dia berbicara dengan suaminya." (Tafsîr Ibnu Katsîr: 3/530).
6. Tidak Menyentuh Lawan Jenis
Dari Ma'qil bin Yasâr t berkata, "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi itu masih lebih baik dari pada menyentuh wanita yang tidak halal baginya." (HR. Thabrânî dalam Mu'jam al Kabîr: 20/174/386).
Berkata Syaikh Al-Albânî—rahimahullâh, "Dalam hadits ini terdapat ancaman keras terhadap orang-orang yang menyentuh wanita yang tidak halal baginya." (Ash-Shohîhah: 1/448).
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam tidak pernah menyentuh wanita meskipun dalam saat-saat penting seperti membaiat dan lain-lain. Dari 'Aisyah berkata, "Demi Allah, tangan Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali meskipun saat membaiat." (HR. Bukhârî 4891).
Kamis, 10 Februari 2011
sambungan----Pacaran, Perlukah?
Agama dan Budaya
Bablasnya sikap negatif perilaku pacaran remaja masa kini, menghasilkan banyak kasus hamil di luar nikah, aborsi, penyebaran penyakit kelamin, dan sebagainya. Berdasarkan data yang dihimpun Qalam, lebih dari 2,5 juta kasus Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) terjadi setiap tahunnya di Indonesia, dan 20% dari jumlah menjerat remaja.
Menurut Zarina, dari sekian banyak kasus seperti ini, pihak yang paling dirugikan adalah remaja perempuan yang memiliki pola pikir cenderung pendek. Remaja perempuan jarang berpikir untuk jangka panjang atau masa depan (futuristik). Ketika melakukan sesuatu, dampak dan konsekuensi yang harus ditanggung di kemudian hari pun alpa untuk dipikirkan.
Untuk mengatasainya, imbuh Zarina, ada beberapa catatan solusi yang patut dilakukan: Pertama, memperkuat pendidikan agama yang bersifat pengenalan nilai-nilai. Bukan hanya materi, tapi penjelasan nilai-nilai agama dan membiasakannya dalam kehidupan remaja. Di samping itu, bimbingan dan arahan dari orang terdekat kaum remaja juga sangat diperlukan.
Kedua, pendidikan budaya. Harus kembali diwawaskan bahwa bangsa Indonesia berbudaya kental dengan ketimuran, dan bertolak belakang dengan budaya Barat. Hal ini sudah saatnya kembali fokus diajarkan kepada kaum remaja, karena saat ini generasi penerus ini cenderung sudah semakin tidak mengenal jati diri budaya meraka sendiri karena gerusan modernitas.
Ketiga, memberi penyuluhan atau pendidikan tentang dunia seksual, tapi bukan menjelaskan tentang cara dan pola hubungan seksual yang aman. Para remaja harus lebih diberi penjelasan dampak negatif dari hubungan seksual.
Menurut Alfikalia M.si, dosen ilmu Psikologi Universitas Paramadina, Jakarta, perasaan suka, cinta, dan kasih yang biasanya mengawali sebuah hubungan atau pacaran, merupakan sifat alamiah yang kerap muncul pada diri manusia, termasuk remaja. Karena semua orang adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain, termasuk dengan lawan jenis, dalam hidupnya.
Para remaja membutuhkan perhatian lebih dari orang lain, dan sedang melalui masa pencarian sesuatu yang baru untuk dirinya, termasuk dari lawan jenis. Yang perlu dilakukan terhadap remaja adalah mengarahkan interaksi yang terjadi antarremaja sesuai koridor agama.
Interaksi antarremaja akan berdampak positif jika bisa dijadikan sebagai ajang fastabiqul-khairât (berlomba-lomba dalam kebaikan). Seperti untuk meraih hasil positif dalam belajar. “Hubungan antarremaja tak boleh keluar dari ruang lingkup syariah dan budaya bangsa ini,” pungkasnya.
===
Boks 1
Akibat Bablas Pacaran
Ketika pasangan remaja yang berpacaran dan bablas melakukan hubungan seks pra nikah lalu menyebabkan kehamilan, pasti timbul rasa malu dan takut aib itu diketahui orang. Fenomena MBA (Married By Accident) atau nikah setelah hamil banyak terjadi, yang umumnya berupa pernikahan kilat agar janin yang dikandung mempunyai ayah. Andai buntu, langkah aborsi pun dipilih.
Menurut penelitian Population Council, angka kasus pengguguran kandungan (aborsi) di Indonesia pada 1989 diperkirakan antara 750.000 dan 1.000.000. Berarti terjadi sekitar 18 aborsi per 100 kehamilan. Tahun 2000 (Kompas, 3/3) terungkap perkiraan terjadi sekitar 2,3 juta aborsi di Indonesia. Peningkatan tajam dari data tahun 1989, disebabkan olah keian meningkat pola pergaulan bebas.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia juga semakin meningkat. Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) mendapati AKI di Indonesia mencapai 390 per 100.000 kelahiran pada tahun 2000, angka tertinggi di Asia Tenggara. Penyebabnya, kian meningkatnya kasus aborsi dilakukan remaja.
===
Boks 2
Khalwat yang Dilarang
Islam selalu memberikan perhatian yang besar terhadap setiap perkara, termasuk dalam hal pacaran. Walau dalam al-Qur’an tidak secara eksplisit disebutkan dalil kongkrit yang menyebut kata “pacaran” dan melarangnya, tapi aktivitas pacaran yang marak saat ini, seperti ngobrol dua orang lawan jenis tanpa tujuan jelas, nonton berduaan, bahkan melakukan interaksi fisik dengan lawan jenis, telah menjurus pada pelanggaran syariat berkategori zina.
Allah SWT berfirman, “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesunggunhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu yang jalan buruk.” (Qs. al-Isrâ` [17]: 32).
Rasulullah SAW menandaskan, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka tak boleh baginya berkhalawat (berdua-duaan) dengan wanita yang bukan mahramnya. Karena sesungguhnya yang ketiga di antara mereka adalah setan.” (HR. Ahmad)
=====
Boks 3
Akibat Seks Bebas
Masalah hubungan seksual di kalangan remaja merupakan masalah global. Hampir di seluruh dunia terjadi kecenderungan serupa. Di Amerika Serikat, setiap tahunnya dilaporkan 500.000 remaja hamil, dan 70% di antaranya belum menikah.
Bagaimana dengan Indonesia yang memiliki anak remaja berusia 10-24 tahun mencapai 65 juta orang atau 30% dari total penduduknya?
Berikut ini data yang sangat mencengangkan menurut Okanegara (2007):
Bablasnya sikap negatif perilaku pacaran remaja masa kini, menghasilkan banyak kasus hamil di luar nikah, aborsi, penyebaran penyakit kelamin, dan sebagainya. Berdasarkan data yang dihimpun Qalam, lebih dari 2,5 juta kasus Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) terjadi setiap tahunnya di Indonesia, dan 20% dari jumlah menjerat remaja.
Menurut Zarina, dari sekian banyak kasus seperti ini, pihak yang paling dirugikan adalah remaja perempuan yang memiliki pola pikir cenderung pendek. Remaja perempuan jarang berpikir untuk jangka panjang atau masa depan (futuristik). Ketika melakukan sesuatu, dampak dan konsekuensi yang harus ditanggung di kemudian hari pun alpa untuk dipikirkan.
Untuk mengatasainya, imbuh Zarina, ada beberapa catatan solusi yang patut dilakukan: Pertama, memperkuat pendidikan agama yang bersifat pengenalan nilai-nilai. Bukan hanya materi, tapi penjelasan nilai-nilai agama dan membiasakannya dalam kehidupan remaja. Di samping itu, bimbingan dan arahan dari orang terdekat kaum remaja juga sangat diperlukan.
Kedua, pendidikan budaya. Harus kembali diwawaskan bahwa bangsa Indonesia berbudaya kental dengan ketimuran, dan bertolak belakang dengan budaya Barat. Hal ini sudah saatnya kembali fokus diajarkan kepada kaum remaja, karena saat ini generasi penerus ini cenderung sudah semakin tidak mengenal jati diri budaya meraka sendiri karena gerusan modernitas.
Ketiga, memberi penyuluhan atau pendidikan tentang dunia seksual, tapi bukan menjelaskan tentang cara dan pola hubungan seksual yang aman. Para remaja harus lebih diberi penjelasan dampak negatif dari hubungan seksual.
Menurut Alfikalia M.si, dosen ilmu Psikologi Universitas Paramadina, Jakarta, perasaan suka, cinta, dan kasih yang biasanya mengawali sebuah hubungan atau pacaran, merupakan sifat alamiah yang kerap muncul pada diri manusia, termasuk remaja. Karena semua orang adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain, termasuk dengan lawan jenis, dalam hidupnya.
Para remaja membutuhkan perhatian lebih dari orang lain, dan sedang melalui masa pencarian sesuatu yang baru untuk dirinya, termasuk dari lawan jenis. Yang perlu dilakukan terhadap remaja adalah mengarahkan interaksi yang terjadi antarremaja sesuai koridor agama.
Interaksi antarremaja akan berdampak positif jika bisa dijadikan sebagai ajang fastabiqul-khairât (berlomba-lomba dalam kebaikan). Seperti untuk meraih hasil positif dalam belajar. “Hubungan antarremaja tak boleh keluar dari ruang lingkup syariah dan budaya bangsa ini,” pungkasnya.
===
Boks 1
Akibat Bablas Pacaran
Ketika pasangan remaja yang berpacaran dan bablas melakukan hubungan seks pra nikah lalu menyebabkan kehamilan, pasti timbul rasa malu dan takut aib itu diketahui orang. Fenomena MBA (Married By Accident) atau nikah setelah hamil banyak terjadi, yang umumnya berupa pernikahan kilat agar janin yang dikandung mempunyai ayah. Andai buntu, langkah aborsi pun dipilih.
Menurut penelitian Population Council, angka kasus pengguguran kandungan (aborsi) di Indonesia pada 1989 diperkirakan antara 750.000 dan 1.000.000. Berarti terjadi sekitar 18 aborsi per 100 kehamilan. Tahun 2000 (Kompas, 3/3) terungkap perkiraan terjadi sekitar 2,3 juta aborsi di Indonesia. Peningkatan tajam dari data tahun 1989, disebabkan olah keian meningkat pola pergaulan bebas.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia juga semakin meningkat. Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) mendapati AKI di Indonesia mencapai 390 per 100.000 kelahiran pada tahun 2000, angka tertinggi di Asia Tenggara. Penyebabnya, kian meningkatnya kasus aborsi dilakukan remaja.
===
Boks 2
Khalwat yang Dilarang
Islam selalu memberikan perhatian yang besar terhadap setiap perkara, termasuk dalam hal pacaran. Walau dalam al-Qur’an tidak secara eksplisit disebutkan dalil kongkrit yang menyebut kata “pacaran” dan melarangnya, tapi aktivitas pacaran yang marak saat ini, seperti ngobrol dua orang lawan jenis tanpa tujuan jelas, nonton berduaan, bahkan melakukan interaksi fisik dengan lawan jenis, telah menjurus pada pelanggaran syariat berkategori zina.
Allah SWT berfirman, “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesunggunhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu yang jalan buruk.” (Qs. al-Isrâ` [17]: 32).
Rasulullah SAW menandaskan, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka tak boleh baginya berkhalawat (berdua-duaan) dengan wanita yang bukan mahramnya. Karena sesungguhnya yang ketiga di antara mereka adalah setan.” (HR. Ahmad)
=====
Boks 3
Akibat Seks Bebas
Masalah hubungan seksual di kalangan remaja merupakan masalah global. Hampir di seluruh dunia terjadi kecenderungan serupa. Di Amerika Serikat, setiap tahunnya dilaporkan 500.000 remaja hamil, dan 70% di antaranya belum menikah.
Bagaimana dengan Indonesia yang memiliki anak remaja berusia 10-24 tahun mencapai 65 juta orang atau 30% dari total penduduknya?
Berikut ini data yang sangat mencengangkan menurut Okanegara (2007):
- Sekitar 15-20 persen remaja usia sekolah sudah melakukan hubungan seksual di luar nikah.
- 15 juta remaja perempuan usia 15-19 tahun melahirkan setiap tahunnya.
- Hingga Juni 2006 tercatat 6332 kasus AIDS dan 4527 kasus HIV positif di Indonesia, dengan 78,8% kasus-kasus berasal dari kalangan usia 15-29 tahun
- Setiap tahun terjadi sekitar 2,3 juta kasus aborsi di Indonesia, 20% di antaranya dilakukan oleh remaja.
- Kehamilan di luar nikah remaja Indonesia karena diperkosa sebanyak 3,2%. Karena hubungan seks sama-sama mau 12,9%. Kehamilan tak terduga 45%. Seks bebas 22,6%
Pacaran, Perlukah?
Jalaluddin Sayuti
Dulu pacaran dianggap tabu oleh masyarakat. Pasangan remaja lawan jenis yang kedapatan berdua-duaan dianggap aib. Masyarakat masa kini sudah tak lagi peduli dengan urusan pergaulan lawan jenis.
Masa remaja adalah masa paling indah dalam perjalanan hidup anak manusia. Banyak hal terjadi dalam masa transisi diri menuju kedewasaan ini. Simaklah pengakuan Dewi (16) yang menganggap pacaran sebagai salah satu ciri untuk menjadi orang dewasa. “Ya, identitas remaja adalah pacaran,” ungkap pelajar sebuah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jakarta ini. “Kalo engga pacaran, hidup engga indah,” imbuhnya.
Bukan hanya Dewi, tapi ribuan remaja telah mempercayai pacaran sebagai tradisi. Remaja tidak pacaran, berarti kuper (kurang pergaulan). Begitu anggapan mereka.
Biasanya, awal masa pacaran terjadi ketika remaja masuk dalam tahap pubertas. Atau ketika remaja mengalami perkembangan fisik diawali terjadinya menstruasi bagi anak perempuan atau mimpi basah pada anak laki-laki. Tapi tak sedikit anak-anak “bau kencur” yang belum puber pun ikut-ikutan tradisi pacaran.
Secara bahasa, kata “pacaran” sejauh ini belum terdefinisikan secara baku. Karena motif dan bentuk pacaran yang marak di masyarakat bermacam-macam. Dosen Psikologi Remaja Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Zarina Akbar M.Psi, berpendapat bahwa pacaran adalah suatu hubungan yang di dalamnya terdapat sebuah komitmen dan proses saling mengenal.
Kamus Bahasa Kontemporer karya Peter Salim dan Yenny Salim, membatasi pacaran sebagai sikap intimewa kepada lawan jenis yang tetap disertai rasa kasih. Sayangnya, saat ini dalam pergaulan masyarakat justru banyak berkembang pacaran malah yang tanpa tujuan, apalagi pasangan tetap. Marak terjadi HTS, atau hubungan tanpa status, komitmen, maupun tujuan positif melangkah ke jenjang pernikahan yang disyariatkan.
Zarina miris melihat ironi pacaran remaja Indonesia masa kini. Bangsa yang dulu dikenal dengan nuansa ketimurannya, kata Zarina, kini telah berputar haluan ke arah budaya Barat yang didominasi hal-hal kurang relevan dengan budaya asli bangsa ini. “Pacaran pada remaja saat ini bukan sebatas tren, tapi budaya,” ungkap Zarina kepada Majalah Qalam.
Banyak motif seorang remaja berpacaran. Menurut Zarina, umumnya ada dua faktor yang banyak mendorong mereka berpacaran, yaitu internal dan ekstrenal. Faktor internal berasal dari dorongan diri remaja itu sendiri, dan faktor eksternal dipengaruhi oleh teman-temannya. Faktor terakhir paling banyak mempengaruhi remaja untuk melakukan pacaran.
Magister psikologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini menilai, secara psikologis, tren pacaran remaja masa kini sudah menjurus ke arah budaya permisif yang sangat berbahaya. Pasangan yang berpacaran bukan hanya ingin “mengenal” kepribadian pasangannya, tapi harus mengenal “luar-dalam” fisik masing-masing. Ibarat membeli sepatu, tak hanya bagian luar yang harus dirasakan, bagian dalamnya juga harus “dicoba”.
Apa penyebabnya? Menurut Zarina faktor keterbukaan media yang tidak disikapi bijaksana, internalisasi budaya luar, ditambah kian lemahnya kontrol masyarakat membuat tren negatif ini kian tak terbendung.
Zarina mencontohkan, zaman dulu pacaran dianggap tabu oleh masyarakat. Pasangan remaja lawan jenis yang kedapatan berdua-duaan dianggap aib oleh masyarakat. Beda dengan masyarakat pada masa kini yang sudah tak lagi peduli dengan apapun yang terjadi dalam pergaulan lawan jenis.
Dulu pacaran dianggap tabu oleh masyarakat. Pasangan remaja lawan jenis yang kedapatan berdua-duaan dianggap aib. Masyarakat masa kini sudah tak lagi peduli dengan urusan pergaulan lawan jenis.
Masa remaja adalah masa paling indah dalam perjalanan hidup anak manusia. Banyak hal terjadi dalam masa transisi diri menuju kedewasaan ini. Simaklah pengakuan Dewi (16) yang menganggap pacaran sebagai salah satu ciri untuk menjadi orang dewasa. “Ya, identitas remaja adalah pacaran,” ungkap pelajar sebuah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jakarta ini. “Kalo engga pacaran, hidup engga indah,” imbuhnya.
Bukan hanya Dewi, tapi ribuan remaja telah mempercayai pacaran sebagai tradisi. Remaja tidak pacaran, berarti kuper (kurang pergaulan). Begitu anggapan mereka.
Biasanya, awal masa pacaran terjadi ketika remaja masuk dalam tahap pubertas. Atau ketika remaja mengalami perkembangan fisik diawali terjadinya menstruasi bagi anak perempuan atau mimpi basah pada anak laki-laki. Tapi tak sedikit anak-anak “bau kencur” yang belum puber pun ikut-ikutan tradisi pacaran.
Secara bahasa, kata “pacaran” sejauh ini belum terdefinisikan secara baku. Karena motif dan bentuk pacaran yang marak di masyarakat bermacam-macam. Dosen Psikologi Remaja Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Zarina Akbar M.Psi, berpendapat bahwa pacaran adalah suatu hubungan yang di dalamnya terdapat sebuah komitmen dan proses saling mengenal.
Kamus Bahasa Kontemporer karya Peter Salim dan Yenny Salim, membatasi pacaran sebagai sikap intimewa kepada lawan jenis yang tetap disertai rasa kasih. Sayangnya, saat ini dalam pergaulan masyarakat justru banyak berkembang pacaran malah yang tanpa tujuan, apalagi pasangan tetap. Marak terjadi HTS, atau hubungan tanpa status, komitmen, maupun tujuan positif melangkah ke jenjang pernikahan yang disyariatkan.
Zarina miris melihat ironi pacaran remaja Indonesia masa kini. Bangsa yang dulu dikenal dengan nuansa ketimurannya, kata Zarina, kini telah berputar haluan ke arah budaya Barat yang didominasi hal-hal kurang relevan dengan budaya asli bangsa ini. “Pacaran pada remaja saat ini bukan sebatas tren, tapi budaya,” ungkap Zarina kepada Majalah Qalam.
Banyak motif seorang remaja berpacaran. Menurut Zarina, umumnya ada dua faktor yang banyak mendorong mereka berpacaran, yaitu internal dan ekstrenal. Faktor internal berasal dari dorongan diri remaja itu sendiri, dan faktor eksternal dipengaruhi oleh teman-temannya. Faktor terakhir paling banyak mempengaruhi remaja untuk melakukan pacaran.
Magister psikologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini menilai, secara psikologis, tren pacaran remaja masa kini sudah menjurus ke arah budaya permisif yang sangat berbahaya. Pasangan yang berpacaran bukan hanya ingin “mengenal” kepribadian pasangannya, tapi harus mengenal “luar-dalam” fisik masing-masing. Ibarat membeli sepatu, tak hanya bagian luar yang harus dirasakan, bagian dalamnya juga harus “dicoba”.
Apa penyebabnya? Menurut Zarina faktor keterbukaan media yang tidak disikapi bijaksana, internalisasi budaya luar, ditambah kian lemahnya kontrol masyarakat membuat tren negatif ini kian tak terbendung.
Zarina mencontohkan, zaman dulu pacaran dianggap tabu oleh masyarakat. Pasangan remaja lawan jenis yang kedapatan berdua-duaan dianggap aib oleh masyarakat. Beda dengan masyarakat pada masa kini yang sudah tak lagi peduli dengan apapun yang terjadi dalam pergaulan lawan jenis.
63 Persen Remaja Berhubungan Seks di Luar Nikah
|
Langganan:
Postingan (Atom)